Sebelum membahasnya lebih detail, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa core dan thread ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem kerja chipset prosesor dan memiliki fungsi yaitu untuk menjalankan tugas yang diinput kedalam sebuah prosesor.
Namun selain kedua hal tersebut, di dalam sebuah chipset komputer juga umumnya akan ditemukan sistem lain yaitu berupa L cache memory, sistem controller, igp untuk seri prosesor dengan graphics card bawaan, dll.
Semua sistem itu kemudian dipasang dalam satu chipset kecil dan diberilah nama yaitu prosesor atau bisa juga disebut sebagai central processing unit (CPU).
Pengertian Core dan Thread pada Processor serta Perbedaannya
Secara sederhana core merupakan bagian utama atau inti dari sebuah chip prosesor (CPU), dan oleh sebab itu pula kenapa namanya disebut dengan core, karena kata tersebut memang mengandung arti yaitu inti.
Selain itu, core juga memiliki bentuk fisik yang terdapat di dalam cpu secara langsung, yaitu lebih tepatnya berada pada bagian transistor. Dimana transistor ini memiliki ukuran yang sangat amat begitu kecil hingga bisa mencapai ukuran nanometer (nm).
Maka dari itu, jika kita pernah mendengar istilah 14nm, 10nm, 7nm, 5nm, dst, nah itulah yang disebut sebagai fabrikasi prosesor yaitu ukuran transistor tempat dimana core akan diletakkan.
Lalu bagaimana dengan threads? Dan apa bedanya core dengan threads
Sementara thread secara sederhana merupakan bagian terkecil dari sebuah core, dan sering juga disebut sebagai logical core atau virtual core. Mengapa disebut dengan virtual?
Hal ini dikarenakan thread tidak memiliki bentuk fisik, namun hanya berupa ruang virtual yang ada pada core, dan akan difungsikan untuk menjalankan tugas tertentu.
Contoh mudahnya seperti ini, misal kita memiliki sebuah storage penyimpanan SSD dengan kapasitas 2 TB. Lalu SSD tersebut kita pasang di komputer dan kemudian kita bagi penyimpanan tersebut menjadi 2 partisi, dengan masing-masing memiliki kapasitas 1 TB, yaitu misal diberi nama DATA C dan DATA D.
Meskipun sudah dibagi menjadi dua partisi, secara fisik SSD tersebut tetap saja hanya ada satu tidak menjadi dua. Namun secara fungsi, storage SSD itu "seolah-olah" terdiri dari dua bagian ruang penyimpanan yang berbeda, dan inilah yang dimaksud dengan virtual.
Jadi analoginya kurang lebih seperti itu, dimana core merupakan bagian dari bentuk fisik sedangkan thread bagian dari core yang hanya berbentuk virtual saja.
Fungsi dari Core dan Thread pada PC
Pada prinsipnya core dan thread ini memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu digunakan sebagai tempat untuk menjalankan semua perintah instruksi dari input yang diberikan. Semakin banyak core, maka akan semakin banyak pula aplikasi maupun program yang bisa dijalankan sekaligus atau hal ini biasa dikenal juga dengan istilah multitasking.
Sementara thread difungsikan sebagai ruang untuk menampung instruksi sebelum tugas itu dikerjakan. Lalu jika kita pernah mendengar mengenai istilah hyper threading, itu artinya bahwa thread yang dimiliki sudah memiliki kemampuan dalam memprioritaskan instruksi mana yang paling cepat untuk diselesaikan. Sehingga pada akhirnya core dapat menyelesaikan tugas dengan efisien dibandingkan dengan core yang hanya terdiri dari 1 thread saja.
Dan saat ini dalam sebuah chipset prosesor biasanya sudah dibekali lebih dari 2 core, bahkan untuk varian tertentu pada prosesor kelas high-end sudah ada yang mencapai 16 core dengan 32 thread seperti yang ada pada seri AMD ryzen 9 7950X dan juga 24 core 32 thread seperti pada seri intel core i9 13990K.
Lalu seberapa kencang suatu prosesor dapat berjalan?
Perlu diketahui juga, bahwa kemampuan core saat ini memiliki performa yang boleh dibilang sudah sangat tinggi. Dimana dalam setiap satu core bisa memiliki kecepatan clock hingga sekitar 3GHz bahkan lebih. Itu artinya dengan clock speed 3GHz, maka sebuah core dapat menerima sekitar 3 miliar instruksi dalam waktu satu detik saja.
Dimana dalam satu core, diasumsikan hanya dapat menerima satu tugas saja dalam sekali waktu, yang mana dalam satu tugas itu mungkin bisa saja terdiri dari ribuan atau bahkan jutaan instruksi.
Adapun instruksi yang dimaksud disini yaitu jumlah keseluruhan kalkulasi matematika yang dapat dilakukan oleh prosesor dalam satu waktu. Karena pada dasarnya, komputer itu hanya bisa bekerja berdasarkan hitungan matematika, yaitu berupa perintah ya dan tidak, atau salah dan benar dalam bentuk angka binary.
Jadi misalnya saja kita ingin memindahkan kursor mouse dari bawah ke atas, lalu kita ingin mengklik salah satu aplikasi untuk membuka program tersebut. Nah dalam proses melakukan itu semua, sebenarnya komputer sudah menghabiskan banyak instruksi sekaligus, bahkan bisa lebih dari ribuan instruksi dalam sekali waktu padahal hanya untuk menggeser kursor dan membuka aplikasi saja.
Apalagi jika kita ingin memainkan game triple A dengan spesifikasi yang cukup tinggi atau jika kita ingin menggunakan program yang berat seperti software untuk edit video. Maka bisa dibayangkan, berapa banyak total instruksi yang harus dikerjakan oleh setiap core dalam satu detik.
Oleh karena itu, clock speed dengan nilai diatas 4GHz itu dirasa cukup normal untuk zaman sekarang, mengingat beban yang akan digunakan dalam membuka program software memang cukup berat sekali.
Tips dalam Memilih Prosesor yang Tepat
Dari penjelasan di atas kita bisa sedikit menyimpulkan, bahwa dengan menggunakan jenis prosesor yang memiliki banyak core dan juga thread, maka hal itu dapat membuat kinerja perangkat komputer kita menjadi semakin lebih cepat, terutama dalam menjalankan setiap kegiatan multitasking yang diberikan.
Namun hal ini bukan berarti kita harus selalu membeli prosesor dengan banyak core di dalamnya juga. Melainkan keputusan dalam pemilihan prosesor, tentu saja akan tergantung dari kebiasaan sehari-hari kita dalam menggunakan aplikasi atau program software pada perangkat komputer.
Jika kita sering menggunakan program aplikasi yang menitikberatkan pada keunggulan multi-core, maka membeli seri prosesor dengan konfigurasi banyak core tentu saja sangat direkomendasikan.
Namun bagi kita yang jarang atau bahkan lebih sering menggunakan aplikasi yang lebih menitikberatkan pada performa single core saja, maka memilih seri prosesor dengan lebih sedikit core tentu sangat disarankan. Kelebihannya yaitu selain, harga yang ditawarkan seringkali jauh lebih murah, juga performa dari masing-masing core yang biasanya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan processor dengan memiliki banyak core.
Sebagai contoh jika kita sering memainkan game bergenre FPS seperti CS:GO, kebutuhan prosesor dengan 2 sampai 6 core sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk menjalankan game tersebut dengan lancar. Sementara jika kita sering memainkan game bergenre racing seperti Forza Horizon 5 atau genre game RPG-petualangan seperti Cyberpunk 2077, Assassin Creed Odyssey, maka tipe prosesor yang memiliki lebih dari 8 core tentu mutlak dibutuhkan.
Lalu untuk aplikasi software, jika kita lebih sering menggunakan program Microsoft Office dan sejenisnya, membeli prosesor dengan sedikit core tentu sudah dirasa cukup. Sementara jika kita memang lebih sering menggunakan program yang jauh lebih berat seperti aplikasi edit video, 3D rendering, blender, dsb, maka memilih prosesor dengan banyak core tentu sudah wajib dimiliki.
Jadi sekali lagi, pemilihan jenis processor yang akan digunakan tentu tergantung dari pemakaian sehari-hari kita dalam menjalankan komputer. Meskipun begitu, ada satu tips yang paling mudah untuk diterapkan saat kita ingin membeli sebuah prosesor, yaitu selalu usahakanlah untuk memilih tipe prosesor dengan seri generasi dari keluaran paling terbaru.
Hal ini bertujuan agar performa, efisiensi serta kompatibilitas dari software maupun aplikasi yang digunakan dapat lebih dimaksimalkan. Sebab jika kita membeli prosesor dengan model lama, meskipun tergolong kencang namun terkadang kurang kompatibel dengan software baru yang ingin digunakan.
No comments