Home
Pengetahuan
Pertanian
Memilih Tanah Kaya Unsur Hara untuk Lahan Pertanian

Memilih Tanah Kaya Unsur Hara untuk Lahan Pertanian


Penting diketahui bahwa bagaimana tanah sangat berpengaruh sekali dalam ekologis dan juga bagi tumbuhan, khususnya di bidang pertanian. 
Hal ini tidak terlepas dari fungsi tanah itu sendiri yang memang sangat krusial dan menjadi poin utama dalam mengelola lahan pertanian.


Pengertian Tanah dan Proses Terbentuknya

Tanah sendiri memiliki arti sebagai suatu bagian dari lapisan permukaan bumi yang berada dalam kedalaman tertentu, dengan batasan yang tak pasti, yang kemudian bercampur dengan regolit dan batuan dasar lainnya.

Pada bagian atas material disebut juga tanah olah (toposil) yaitu bagian yang berwarna gelap, yang didalamnya terdapat berbagai macam bahan organis baik hewani maupun nabati, yang kemudian menjadi bahan organis. 
Dalam perubahan tersebut, mengalami dua proses yaitu penghumusan (humifikasi) dan mineralisasi.

Butiran organis yang besar akan membentuk kerangka tanah dan yang kecil akan menjadi bahan halus didalamnya, yang mana unsur tersebut merupakan cadangan zat mineral yang merupakan bagian dari unsur hara yang diperlukan oleh berbagai macam tanaman.

Ada juga unsur hara yang kedua yaitu bahan organis yang ada di dalam tanah yang kemudian mengalami proses humifikasi dan membentuk asam humus. Asam humus tersebut sangat penting sekali dalam ekologi, karena akan berpengaruh kepada proses kemampuan pertukaran kation.

Kemampuan pertukaran kation yaitu kemampuan tanah untuk menahan unsur hara yang terurai dalam larutan tanah, sehinga unsur tersebut tidak hanyut dan tidak terjadi pengikisan, yang tentu nantinya apabila hal tersebut terjadi maka akan membuat tanaman tidak akan tumbuh lagi.

Faktor lain yang berperan dalam proses pertukaran kation yaitu lempung yang berada di dalam material tanah, yang pengaruhnya juga penting di dalam proses kesuburan.


Keberadaan Humus pada Tanah

Humus dalam perannya sebagai pertukaran kation memiliki dua hal yang penting. Pertama yaitu bahwa tanah yang berada di daerah sabana dan hutan yang terletak di iklim tropis yang lembab mempunyai kandungan humus yang sangat rendah dan kadar karbon yang rendah.

Namun terkadang terdapat pengecualian dengan adanya beberapa tanah yang memiliki kadar humus yang tinggi, yang mempunyai kemampuan pertukaran kation yang lebih banyak melebihi tanah yang biasa.

Kurangnya kanudngan humus dalam tanah yang terdapat di iklim tersebut disebabkan karena adanya proses mineralisasi semua bahan organis yang berlangsung cepat karena pengaruh iklim tropis lembab.


Memilih Lahan Pertanian yang Kaya Unsur Hara

Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, seperti rendahnya unsur hara yang ada di dalam tanah. Maka kita bisa mencari solusinya dengan memilih daerah pedologis yang potensial.

Daerah pedologis yang potensial adalah daerah dimana memiliki kadar kation alkali yang tinggi (tanah yang sangat alkalin), yang menjamin persediaan unsur hara dan juga ikut menghambat hidrolisa sehingga pembentukan lempung mineral lapis dua yang kemampuan pertukaran kationnya sangat rendah dapat dicegah.

Terdapat dua faktor yang membuat tingginya kandungan alkalin dan mengimbangi proses kimia tanah yang seringkali mengurangi kesuburan dari lahan tersebut.

Pertama adalah penimbunan pecahan batuan di atas permukaan tanah, yang menyebabkan bahan tersebut menjadi bagian dari cadangan mineral akibat dari adanya proses pelapukan kimiawi yang sangat cepat.

Ini bisa dilihat disekitar daerah gunung api yang masih aktif, dimana abu yang tersebar disekitar gunung api itu mengalami sedimentasi dan berfungsi sebagai sumber mineral.

Faktor yang kedua yaitu adanya penggenangan air sungai yang terjadi di sekitar sungai besar di daerah beriklim tropis. Sungai yang membanjiri daratan di sisinya akan membawa bahan mineral halus dan kemudian mengendap di tanah.

Secara berulang proses tersebut akan menghasilkan tanggul aluvium di pinggir sungai tersebut.

Dengan faktor-faktor pendukung diatas, maka akan terbentuk suatu tanah mineral yang kaya akan unsur hara dan memiliki kemampuan pertukaran kation yang tinggi.

Dengan kata lain bahwa, geografis dengan daerah yang memiliki banyak pegunungan merupakan daerah yang sangat cocok untuk pertanian, terutama apabila daerah tersebut terdapat gunung api yang masih aktif.

Lahan pegunungan di daerah tropis pada umumnya dan lahan yang mempunyai bahan dasar batuan vulkanis khususnya, jauh lebih cocok untuk pertanian daripada tanah kolosial yang sudah kehilangan unsur hara selama proses hidrolisasi yang panjang, seperti yang terjadi di daerah rendah dan daerah berbukit-bukit.

Namun terdapat masalah yang terjadi di daerah tropis yang beriklim setengah lembab. Memang di daerah tropis yang beriklim setengah lembab mempunyai keadaan pedologis yang baik. Akan tetapi, adanya iklim yang berubah menjadi menjadi faktor penghambat untuk pertanian.

Baca Juga : Manfaat Mengkonsumsi Keripik Ubi Ungu bagi Tubuh

Musim hujan yang hanya beberapa bulan, menyebabkan tanah tidak dapat digunakan selama musim kemarau. Selain itu curah hujan juga berpengaruh terhadap hasil panen.

Untuk mengatasi masalah ini, maka solusi yang diperlukan yaitu dengan adanya pengairan yang baik, dengan cara membuat sebuah bendungan-bendungan atau waduk.


Sumber :
Buku Geografi Pedesaan ; Masalah Pembangunan Pangan (Jürgen H. Hohnholz)

No comments

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.