Cara Memakai Sarung yang Benar dan Anti Melorot


Bagaimana sebenarnya cara memakai sarung yang baik dan benar? Mungkin kalimat itulah yang sering muncul di benak anda, hingga memutuskan mengunjungi ke blog ini.

Sebagai orang Indonesia, mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya kain sarung.

Ya, bisa dibilang hampir setiap hari bagi yang beragama Islam terutama kaum laki-laki, mungkin akan lebih sering menggunakan kain lebar satu ini dalam kegiatan beribadah seperti saat sedang sholat.

Meskipun identik dengan nilai-nilai kepercayaan agama Islam, sebenarnya sarung bukanlah bagian dari manifestasi agama tersebut, melainkan bagian dari kekayaan budaya asli masyarakat Indonesia dan umumnya negara-negara yang ada di sekitar kawasan Asia Tenggara terutama bangsa Melayu.

Sehingga tidak heran juga, jika kita banyak menemukan motif dari "kain longgar" satu ini yang memiliki berbagai macam corak yang sangat khas, seperti garis-garis maupun berupa pola batik yang mencerminkan budaya asli dari bangsa tersebut.

Nah bagi teman-teman yang memang belum mengetahui atau sedang belajar bagaimana cara memakai kain sarung yang baik dan benar serta tidak gampang copot.

Maka di sini, kita akan mencoba membagikan tips simpel tersebut, yaitu tentang cara menggunakan sarung seperti yang biasa dilakukan oleh para santri di pesantren-pesantren.

Tutorial ini dijamin sangat mudah dan gampang untuk dicoba, meskipun kalian belum pernah menggunakannya sama sekali.

Selain itu, tutorial inipun dijamin dapat membuat sarung kuat serta tidak mudah melorot meskipun sudah dipakai dalam waktu yang lama.


Cara Memakai Sarung Ala Santri, Simpel tapi Kuat

1. Langkah paling awal, kita masukkan terlebih dahulu sarung ke dalam badan, lalu lipat pada bagian atas kurang lebih cukup satu jengkal ke arah dalam.

sumber: AMI_ Youtube Channel


2. Setelah itu, pastikan motif garis yang berbeda sendiri ditempatkan khusus pada bagian belakang.

Adapun cara yang paling mudah untuk membedakan antara bagian belakang dengan bagian lainnya yaitu dengan melihat tanda cap merk atau brand. Sebab biasanya tanda tersebut sering terletak atau dijahit pada pola garis-garis sarung dengan motif yang berbeda (terlihat pada gambar berikut label merk terletak dibagian ujung paling bawah).



3. Jika sudah, lalu lebarkan sarung dengan cara merentangkan-nya ke arah kanan dan kiri menggunakan tangan, kemudian lipat bagian sebelah kiri dari kain masuk kebagian dalam sampai benar-benar rapat atau kencang.



4. Selanjutnya, giliran bagian yang sebelah kanan kita lipat masuk ke dalam dan pastikan hingga benar-benar kencang juga.



5. Langkah terakhir, barulah kita lipat dengan cara menggulung sarung dari bagian atas ke arah bawah beberapa kali, sampai gulungan berada dibagian bawah dari pusar (udel) kita.



Hingga langkah diatas, penggunaan sarung ala santri putra yang simpel dan anti melorot pun telah selesai dilakukan.

Sebenarnya banyak sekali cara maupun varian yang bisa kita gunakan dalam mengikat kain ini dengan rapih. Belum lagi mengenai proses penggunaan bagi kaum perempuan yang terkadang memiliki tahapan yang sedikit berbeda.  

Namun cara yang telah disampaikan diatas, pada dasarnya merupakan salah satu langkah yang paling umum dan banyak dipakai terutama oleh para siswa di pesantren alias santri.




Demikianlah artikel singkat dan sederhana kali ini. Semoga dapat bermanfaat dan bila ada yang ingin ditanyakan atau jika ada yang masih bingung mengenai langkah-langkah diatas, maka bisa langsung disampaikan saja pada kolom komentar yang telah disediakan di bagian paling bawah.

Atas kunjungannya saya ucapkan terima kasih, dan sampai berjumpa kembali di artikel lain berikutnya.

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close