Penyebab Puasa Ramadhan selalu Berubah Setiap Tahun


Sudah kita ketahui bersama bahwa Ramadhan merupakan salah satu nama bulan yang terdapat di dalam perhitungan kalender islam yaitu tahun Hijriah.

Bulan Ramadhan sendiri merupakan bulan kesembilan di dalam perhitungan tahun tersebut, tepatnya berada diantara bulan syaban dan bulan syawal.

Pada bulan tersebut merupakan bulan yang sangat spesial bagi umat islam diseluruh dunia.

Ya, karena pada bulan itu terdapat apa yang dikenal dengan istilah Puasa Ramadhan yaitu sebuah ritual ibadah yang biasa dilakukan oleh umat islam untuk menahan diri dari aktifitas makan, minum dan menahan hawa nafsu selama satu bulan penuh dimulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang ditandai dengan berkumandangnya suara adzan maghrib.

Tidak kurang dari sekitar 1,7 miliar penduduk muslim atau hampir sekitar seperempat dari jumlah penduduk di dunia merayakan bulan yang suci tersebut di setiap tahunnya.


Durasi Waktu Berbuka Puasa yang Berbeda

Tentu banyak sekali hal-hal menarik yang hanya bisa kita temukan selama bulan ramadhan, seperti misalnya sholat tarawih, ngabuburit, buka bersama, dan tentu rasa kebersamaan dan rasa tolong menolong yang semakin kuat antar sesama umat manusia selama bulan tersebut.

Namun Salah satu hal menarik lainnya yang selalu terjadi disaat bulan ramadhan datang yaitu tentang adanya perbedaan durasi waktu puasa. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa waktu yang dibutuhkan setiap wilayah atau negara dalam menunggu waktu berbuka tidaklah sama.

Hal ini tidak terlepas dari adanya posisi letak geografis wilayah setiap negara yang berbeda. Adapun penyebab utamanya yaitu akibat dari adanya pembagian garis lintang bumi yang mana dari pembagian garis lintang itu akan menyebabkan perbedaan lamanya waktu matahari bersinar disuatu negara.

Jadi hal itulah yang membuat setiap wilayah akan memiliki durasi atau lamanya waktu berpuasa yang berbeda.

Berdasarkan pembagian garis lintang tersebut maka kita dapat mengetahui negara-negara mana saja yang biasanya mengalami waktu puasa paling singkat dan wilayah negara mana saja yang memiliki waktu puasa paling lama. 

Adapun negara-negara yang memiliki catatan waktu puasa terpanjang di seluruh dunia biasanya terjadi di negara yang berada di wilayah kutub bagian utara bumi seperti misalnya negara Rusia, Swedia dan Denmark dimana di ketiga negara tersebut bisa menghabiskan durasi waktu berpuasa lebih dari 19 jam.

Sebaliknya waktu puasa terpendek biasa terjadi di negara yang berada di wilayah kutub bagian selatan bumi seperti misalnya di negara Argentina dan Australia di mana waktu puasa negara tersebut rata-rata berkisar antara 10 sampai 11 jam saja.


Lalu Bagaimana dengan durasi waktu puasa di Indonesia?

Karena Indonesia termasuk bagian dari negara tropis yang dilewati oleh garis khatulistiwa atau garis lintang 0 derajat.

Hal itu membuat matahari di wilayah indonesia hampir dipastikan selalu bersinar sepanjang tahun yang membuat durasi hari pun cenderung imbang antara waktu siang dan waktu malam.

Otomatis membuat durasi waktu berpuasa rata-rata di indonesia pun hanya berkisar sekitar 12-13 jam saja dari mulai fajar hingga matahari terbenam.

Baca Juga : Agama yang dianut oleh Orang Jepang

Namun tahukah anda bahwa panjang durasi waktu puasa tersebut juga tidaklah berlaku sama setiap tahunnya. Penyebab durasi waktu puasa bisa berubah karena pada bulan puasa ramadhan jatuh tidak selalu sama dengan bulan-bulan yang ada dalam perhitungan kalender masehi. Lalu apa hubungannya? 

Jawabannya adalah karena dalam perhitungan tahun masehi di dalam setiap periode bulannya selalu berhubungan atau berpengaruh pada pergerakan musim.

Jadi singkatnya jika puasa terjadi pada saat musim dingin maka biasanya durasi waktu puasa akan cenderung lebih pendek.

Hal tersebut berlaku juga sebaliknya jika puasa jatuh pada saat musim panas hal itu akan membuat durasi atau lamanya waktu berpuasa akan menjadi semakin panjang dari hanya berbeda beberapa menit saja hingga bisa berbeda beberapa jam tergantung wilayahnya.


Kenapa Puasa Bulan Ramadhan Waktunya bisa Berubah Setiap Tahun?

Puasa ramadhan bisa dikatakan hampir selalu berubah setiap tahun jika dibandingkan dengan periode kalender masehi, hal itu terjadi karena adanya perbedaan selisih waktu diantara tahun Hijriah dengan tahun Masehi.

Dasar penyebabnya karena perhitungan kedua tahun tersebut memiliki metode yang berbeda.

Jika kalender Tahun Hijriah memiliki perhitungan berdasarkan sistem lunar yaitu perputaran bulan terhadap bumi, maka kalender tahun masehi memiliki perhitungan berdasarkan sistem solar yaitu perputaran bumi terhadap matahari. 

Pada perhitungan tahun lunar awal bulan yakni tanggal 1 di dalam setiap kalender Hijriah akan ditandai ketika bulan baru muncul dan diakhiri dengan kemunculan bulan baru berikutnya.

Dari metode perhitungan tersebut rata-rata hari yang dihasilkan yaitu berkisar antara 29 sampai 30 hari, tentu hal itu berbeda dengan perhitungan sistem solar yang menghasilkan hari di setiap bulannya berkisar antara 30 sampai 31 hari.

Itulah kemudian yang menyebabkan kenapa waktu puasa pada bulan Ramadhan selalu mengalami perubahan setiap tahun, itu karena tahun hijriah memiliki perhitungan waktu yang lebih cepat atau tepatnya maju sekitar 10 sampai 11 hari setiap tahunnya jika dibandingkan dengan tahun Masehi.

Dan hal itu tentu tidak hanya berlaku untuk bulan Ramadhan saja tetapi juga berlaku untuk bulan-bulan lainnya yang ada dalam perhitungan kalender tahun Hijriah.

Adapun metode yang digunakan untuk menentukan bulan ramadhan umumnya ada dua yaitu pertama dengan berdasarkan melihat langsung posisi bulan baru di wilayah suatu negara tertentu yang dikenal dengan istilah rukyah (rukyat).

Kedua merupakan metode yang dilakukan dengan cara perhitungan berdasarkan ilmu matematis dan astronomis untuk menentukan bulan baru yang dikenal dengan istilah Hisab.

Baca Juga : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pandangan Islam

Oleh karena itu tanggal spesifik dimulainya bulan ramadhan pun biasanya akan berbeda di setiap negara, karena adanya perbedaan cara penentuan bulan baru tersebut. 

Namun saya berharap meskipun selalu terdapat perbedaan baik itu perbedaan di dalam perhitungan waktu untuk menentukan puasa ramadhan maupun idul fitri, sudah seharusnya kita tetap dapat menjaga ukhuwah persaudaraan diantara kita semua.

Adapun salah satu caranya yaitu dengan tetap menjaga tali silaturahmi dan juga salin menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi tanpa harus mempersalahkan keyakinan orang lain.

Hingga pada akhirnya semoga dengan hadirnya bulan puasa dapat selalu membuat kita menjadi manusia yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close