Sejarah dan Asal Usul Bandung Disebut Paris Van Java

Bandung merupakan nama salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki banyak sekali julukan yang tersemat. Salah satu julukan yang sangat terkenal saat ini dan mungkin sering kita dengar yaitu sebutan Bandung Paris van Java atau ada juga yang menuliskannya dengan ejaan kata Parijs van Java.

Istilah ini sendiri bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia maka akan memiliki makna sebagai Kota Paris yang berasal dari Pulau Jawa (Indonesia).

Gelar atau sebutan semacam ini tentunya diberikan kepada suatu kota tidaklah secara sembarangan begitu saja, melainkan pastinya ada makna tersembunyi atau alasan tertentu dibalik penamaan tersebut pun demikian dengan nama paris van java ini.

Banyak orang beranggapan bahwa kata paris van java yang disematkan kepada kota Bandung, pada awalnya bermula ketika kota ini dulunya merupakan salah satu kota yang cukup ramai dihuni oleh orang-orang Eropa khususnya orang Belanda.

Pada saat orang-orang Eropa mulai tinggal dan menetap disana, mereka beranggapan bahwa suasana di kota Bandung itu sangat sejuk dan indah bagaikan kota yang ada di Eropa.

Ditambah lagi jika dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia pada waktu itu, Kota Bandung merupakan salah satu kota yang banyak sekali memiliki jalan-jalan besar dengan disertai bangunan-bangunan pertokoan dikanan kirinya layaknya di kota Paris Perancis.

Lalu apakah benar seperti itu alasan dibalik pemberian nama paris Van Java terhadap kota Bandung ini? Jika hal itu benar, lalu sejak kapan tepatnya istilah tersebut mulai digunakan?

Nah untuk bisa mengetahui lebih jelasnya maka langsung saja kita simak penyebab Kota Bandung diberikan panggilan sebagai Kota paris Van Java.


Kehidupan Kota Bandung Masa Penjajahan dan Awal Mula Penamaan Paris Van Java

Sebenarnya banyak sekali versi yang beredar tentang alasan dan penyebab mengapa kota Bandung saat ini dinamai sebagai parijs Van java. Namun dari sekian banyaknya versi tersebut, salah satu alasan dari apa yang telah disebutkan dibagian awal tulisan ini bisa dibilang tidak sepenuhnya salah.

Bandung pada masa penjajahan memang merupakan salah satu wilayah yang memiliki kehidupan hiruk pikuk yang sudah cukup ramai dibandingkan dengan wilayah lain di Hindia Belanda. Hal ini bisa terlihat dari sudah banyaknya bangunan pertokoan yang berjajar disekitar jalan yang sekarang bernama jalan Braga.

Pada awalnya disekitar tahun 1882 wilayah braga tadinya merupakan bagian dari jalan bernama Karrenweg, yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka akan memiliki arti sebagai jalan pedati atau jalan gerobak.

Dinamakan demikian karena pada saat itu wilayah Priangan memang merupakan salah satu daerah yang menjadi pusat penghasil komoditas kopi terbesar dan hal itu termasuk diantaranya juga adalah adalah Kota bandung.

Sehingga nama pedati ini diberikan sebagai representasi dari kendaraan atau alat yang digunakan pada waktu itu untuk membawa distribusi logistik kopi.

Seiring berjalannya waktu di sekitar jalan karrenweg tersebut, perlahan mulai tumbuh pusat-pusat perdagangan baru yang ramai akan para pedagang yang berjualan disana.

Dan oleh karena itulah di sekitar wilayah tersebut kemudian diusulkan untuk dilakukannya perbaikan jalan dengan cara dibuatkan jalan yang lebih besar lagi guna bisa mengakomodir kondisi jalan yang semakin ramai itu.

Usulan perbaikan ini pertama kali diinisiasi oleh salah satu pengusaha disana yang bernama Andries de Wilde. Singkat cerita setelah mengalami perbaikan yang cukup signifikan itu, akhirnya wilayah disekitar jalan karrenweg pun kemudian diganti dan diubah namanya menjadi bragaweg atau bisa juga disebut dengan jalan braga.


Alasan Dinamai Jalan Braga

Adapun alasan pengambilan jalan braga sendiri yaitu didasari pada nama dari salah satu orang penulis drama terkenal asal Portugis bernama Teofilo Braga (1843-1924).

Nama ini digunakan karena Andries de Wilde yang merupakan orang yang mencanangkan perbaikan jalan karrenweg adalah Ketua dari Toneelverniging Braga yaitu sebuah organisasi perkumpulan sandiwara yang berada di wilayah sekitar jalan karrenweg pada waktu itu.

Selanjutnya dimasa pemerintahan Burgemeester B. Coops antara tahun 1917 hingga tahun 1928, kemudian munculah sebuah gagasan untuk membangun jalan braga menjadi sebuah pusat bisnis dan pertokoan yang lebih modern di Hindia Belanda (Indonesia pada saat itu).

Gagasan tersebut kemudian dapat direalisasikan oleh dua teknisi dari Gemeente Bandung yaitu Ir. J.P Thysse dan Ir. E.H de Roo, dengan dibangunnya sebuah kawasan pertokoan di sekitar braga yang memiliki bentuk arsitektur gaya barat.

Semenjak saat itulah kemudian di sekitar kawasan jalan Braga mulai banyak bermunculan bangunan-bangunan ikonik dan sangat terkenal seperti diantaranya yaitu gedung societeit concordia yang sekarang telah menjadi gedung merdeka, toko es krim baltic yang merupakan toko es krim pertama di Bandung sekarang menjadi toko canary bakery, gedung bioskop majestic, dll.

Penampakan di salah satu sudut jalan bragaweg. sumber: KITLV

Selain itu di jalan braga pun terdapat pula toko-toko yang khusus dibangun untuk menjual barang-barang fashion seperti pakaian, salah satu diantaranya yaitu toko boutique Modemagazinj 'au bon marche yang menjual gaun wanita dan dikatakan merupakan cabang dari toko Le bon marche di Paris, Perancis yang terkenal. 

Dengan adanya berbagai pusat hiburan dan toko yang banyak terdapat di sekitar jalan Braga, serta ditambah pula dengan adanya restoran-restoran bercitarasa Eropa seperti Maison bogerijen yang sudah mulai beroperasi sejak 1923, membuat kota Bandung pun saat itu menjadi semakin kental sekali dengan nuansa Eropa.

Hal ini kemudian membuat para ekspatriat atau orang-orang Eropa yang tinggal di Bandung menjadi tidak perlu lagi untuk pergi liburan ke negara asalnya yaitu Eropa untuk sekedar berbelanja barang-barang fashion dan lainnya. Dan oleh karena itu pulalah kota Bandung kemudian mulai dikenal luas oleh orang-orang dan mendapat julukan sebagai kota Parisj van Java.

Baca Juga : Suku Vandal, dan Sejarah Asal Usul Istilah Vandalisme

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close