Ampo, Makanan Tradisional yang Terbuat dari Tanah

kiri ampo dari Cirebon, kanan ampo dati Tuban sumber: merahputih.com & pidjar.com

Siapa sangka bahwa tanah yang bagi sebagian orang mungkin hanya biasa dijadikan sebagai bahan untuk membuat berbagai barang-barang kerajinan ternyata juga bisa dijadikan sebagai bahan baku untuk makanan.

Ya, makanan itu bernama ampo yaitu sebuah makanan khas tradisional yang berasal dari beberapa wilayah di pulau Jawa, seperti di Tuban, Cirebon dan beberapa kota lainnya di jawa tengah. Ampo merupakan cemilan yang berbentuk seperti kue semprong dengan warna yang sedikit kecoklatan.

Meskipun terbuat dari tanah, akan tetapi bahan baku pembuatan ampo bukanlah dari tanah sembarangan melainkan dari tanah liat yang sangat halus dan harus bersih dari kerikil-kerikil kecil seperti pasir dan yang lainnya. Hal ini dimaksudkan agar ampo lebih mudah diolah saat proses pembuatan dan tidak memiliki tekstur yang begitu keras saat dimakan.

Ampo sebenarnya bisa dimakan oleh siapa saja, karena pada dasarnya ampo ini adalah sebuah cemilan seperti halnya cemilan yang lain, hanya saja bahan bakunya yang tergolong unik yakni terbuat dari tanah liat.

Namun demikian, ampo paling sering dikonsumsi oleh mereka para ibu-ibu yang sedang hamil. Karena bau dari tanah liat yang sedang diasapi akan menimbulkan aroma wangi yang sedap dan hal itulah yang kemudian membuat para ibu hamil menjadi ngidam dan ingin memakan cemilan ampo ini.


Tahap Pembuatan dan Proses Pengolahan Ampo

Tanah liat yang sudah didapatkan pertama-tama dikeringkan terlebih dahulu dibawah sinar matahari. Setelah itu tanah yang dirasa sudah cukup kering kemudian ditumbuk dan dihaluskan dengan menggunakan alat penumbuk seperti cobek, dsb.

Agar tanah yang dihasilkan itu tidak bercampur dengan material lainnya seperti pasir, maka tanah yang sudah ditumbuk tersebut sebaiknya disaring terlebih dahulu. Dalam tahap penyaringan ini juga berfungsi agar mempermudah dalam membuat adonan ampo nantinya.

Tanah yang sudah benar-benar halus kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit seperti saat kita sedang membuat kue. Proses penambahan air ini dilakukan hingga adonan kalis tercampur rata, dimana adonan yang baik tidak akan terlalu lembek maupun juga tidak terlalu keras. Bila perlu bisa juga ditambahkan dengan sedikit minyak agar adonan tidak terlalu lengket nantinya.

Untuk membentuk ampo agar bisa seperti kue semprong maka setidaknya ada dua cara yang bisa dilakukan. Cara pertama yaitu setelah adonan kalis, selanjutnya adonan tanah liat tersebut dibuat menjadi bentuk kubus.

Jika sudah kemudian adonan yang sudah berbentuk kubus tersebut dikikis sedikit demi sedikit dengan alat kayu/stik hingga bentuknya menjadi seperti gulungan kue semprong.

Cara kedua yaitu adonan yang sudah kalis diambil sedikit, lalu dipipihkan diantara daun pisang. Setelah berbentuk gepeng adonan kemudian digulung-gulung hingga membentuk seperti kue semprong.

Baca Juga : Tradisi Upacara Minum Teh Orang Jepang

Terakhir proses mematangkan ampo yaitu dengan cara memanggang dan mengasapinya. Tahap ini dilakukan hingga ampo berubah menjadi kering, dimana biasanya akan membutuhkan waktu kurang lebih 4-6 jam. Jika proses ini sudah selesai maka ampo pun siap untuk disajikan.


Khasiat serta Manfaat Mengkonsumsi Ampo

Secara ilmiah memang belum ada penelitian lanjut tentang khasiat dari makanan ampo ini. Namun bagi masyarakat yang pernah mencobanya ampo diyakini memiliki banyak khasiat.

Beberapa diantaranya seperti untuk memperlancar dan menguatkan sistem pencernaan, memperkuat tubuh dari serangan bakteri, hingga dapat menyamankan perut karena bahan ampo terbuat dari tanah liat yang ketika dimakan dan masuk ke dalam perut maka akan menimbulkan sensasi dingin di dalam tubuh.

Soal rasa memang ampo tidak terlalu istimewa, bagi orang yang pertama kali mencoba mungkin akan merasa sedikit aneh dengan rasanya. Ampo cenderung memiliki rasa yang kesat di lidah, memiliki tekstur yang renyah, serta aroma wangi khas dari tanah liat yang dipanggang.

Selain itu karena ampo merupakan makanan yang berbahan baku dari tanah liat, maka tidak dianjurkan untuk makan terlalu banyak. Hal ini tentunya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, karena bagaimanapun juga kita tidak akan pernah tahu tentang asal dari sumber tanah liat tersebut yang mungkin saja tidak steril untuk dikonsumsi.


Kesimpulan

Ampo memang menjadi salah satu kuliner yang unik dan menarik yang ada di dalam khazanah kuliner Indonesia. Rasa dan bahan bakunya yang berbeda dari yang lainnya, tentu membuat kita patut untuk mencoba makanan ini meskipun hanya sekali. 

Sebagai sebuah makanan tradisional dan bagian dari warisan kekayaan kuliner Nusantara, sudah seharusnya keberadaan ampo harus terus dilestarikan.

Namun sayangnya makanan ini memang sudah mulai langka keberadaannya dan sudah sangat sulit untuk dijumpai. Hal ini tidak terlepas karena sudah sangat sedikit orang yang mau membuat makanan unik tersebut.

Hanya terdapat beberapa orang di beberapa wilayah saja yang masih mau membuat makanan ampo ini. Itupun dengan catatan orang yang mau membuatnya yaitu mereka para orang tua yang usianya sudah lanjut.




Memang hal itu tentu sangat disayangkan, namun apalah daya kebanyakan makanan tradisional di Indonesia seperti ampo ini keberadaan nya memang sudah banyak dikalahkan oleh makanan-makanan kekinian yang sudah bervariatif.

Meskipun begitu, harapannya bahwa makanan seperti ampo tetap dapat eksis dan terlestari. Jangan sampai kuliner ampo ini hanya menjadi makanan yang tinggal namanya saja.

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close