Home
Pengetahuan
Politik
Sejarah
Konferensi CEAPAD untuk Membangun Negara Palestina

Konferensi CEAPAD untuk Membangun Negara Palestina

Menlu Marty Natalegawa pada CEAPAD II di Jakarta, Sumber: Tabloid Diplomasi

Sejarah panjang tentang hubungan baik antara Indonesia dan Palestina bisa dikatakan sudah terjalin cukup lama. Hubungan itu sudah terjalin ketika Indonesia masih berusaha untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Dimana ketika tahun 1944 terdapat salah satu tokoh penting dari Palestina yang merupakan ulama besar bernama Muhammad Amin Al Husaini menyatakan tentang dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia. Pernyataan Husaini tersebut disampaikan melalui siaran radio berlin dengan menggunakan bahasa Arab.

Adanya berita pernyataan ini kemudian menyebar dan pada akhirnya setelah Indonesia benar-benar telah merdeka membuat beberapa negara lain pun ikut menyatakan pengakuan tentang kemerdekaan Indonesia.

Salah satunya yaitu negara Mesir yang secara resmi menjadi negara pertama yang mengakui kedaulatan negara indonesia pada tanggal 22 Maret 1946.

Meskipun sudah memiliki hubungan sebelumnya, namun jika melihat dari hubungan diplomasi secara resmi diantara kedua negara yaitu Indonesia dan Palestina.

Maka dapat dilihat bahwa hubungan diplomasi itu sebenarnya baru terjadi yakni pada tanggal 19 Oktober 1989, dimana saat itu bertepatan dengan pembukaan Kedutaan Besar Negara Palestina di Jakarta.

Saat ini ketika Palestina masih berjuang dalam mendapatkan pengakuan kedaulatan secara penuh di forum internasional, Indonesia masih tetap setia dan selalu mendukung dalam upayanya itu

Sebagai langkah nyata dari tindak lanjut dukungan Indonesia terhadap Palestina salah satunya yaitu dengan hadirnya Indonesia dalam forum penyelenggaraan salah satu konferensi yang bernama CEAPAD.


Mengenal Pengertian dari CEAPAD

CEAPAD adalah kepanjangan dari Conference on Cooperation among East Asian Countries for Palestinian Development. Konferensi ini pada dasarnya adalah forum pertemuan setingkat menteri yang diikuti oleh negara-negara di kawasan Asia timur yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, dan Jepang.

Konferensi ini bermula dari inisiasi negara Jepang yang melihat bahwa banyaknya negara-negara di Asia khususnya di kawasan Asia Timur yang memiliki perhatian sangat besar terhadap pembangunan di Palestina.

Baca Juga : Suku Vandal, dan Sejarah Asal Usul Istilah Vandalisme

Atas dasar itulah kemudian Jepang mengajak negara-negara tersebut untuk ikut serta berpartisipasi dalam membangun negara Palestina. Maka munculah konferensi atau pertemuan yang dinamakan dengan CEAPAD, dimana pertemuan yang pertama dilaksanakan di Tokyo Jepang pada tanggal 14 Februari 2013.


Hasil Kesepakatan dari Konferensi CEAPAD

1. Penyelenggaraan Pertama

Hasil dari pertemuan pertama tersebut memunculkan kesepakatan awal tentang langkah-langkah yang harus dilakukan oleh negara-negara peserta CEAPAD dalam 
mengkoordinasikan setiap bantuan-bantuan untuk pembangunan Palestina.

Bantuan tersebut diberikan oleh negara-negara peserta konferensi yang disesuaikan dengan kapasitas masing-masing negara dengan mempertimbangkan bantuan yang efektif bagi Palestina yang bertujuan untuk memobilisasi pengetahuan dan sumber daya mereka sendiri agar menjadi lebih baik.

Dalam upaya membangun Palestina tersebut pada pertemuan CEAPAD pertama didapatkan dana tidak kurang sekitar 210 juta dollar Amerika.

Selain dari hasil yang telah disebutkan diatas, pada pertemuan konferensi yang pertama tersebut juga menunjuk tuan rumah untuk pertemuan selanjutnya. Terpilih Indonesia sebagai tuan rumah CEAPAD kedua yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2014.


2. Penyelanggaraan CEAPAD II

Penyelenggaraan CEAPAD kedua yang diselenggarakan di Indonesia tentu merupakan bagian dari komitmen dan dukungan masyarakat Indonesia dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Pada pertemuan CEAPAD yang kedua disetujui tentang adanya dukungan dari negara-negara di kawasan asia timur yang lebih luas.

Selain itu juga ikut sertanya beberapa organisasi internasional untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan melakukan pembangunan di negara tersebut serta upaya untuk melakukan proses perdamaian di kawasan timur tengah secara umum.

CEAPAD kedua dihadiri oleh setidaknya 31 undangan yang terdiri dari 13 negara peserta (10 Negara ASEAN, ditambah Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan), 5 organisasi internasional dan 13 negara observer seperti Amerika, Australia, India, Uni Eropa serta beberapa negara dari Timur Tengah.

Total delegasi yang hadir sekitar 176 orang termasuk presiden Indonesia pada saat itu Susilo Bambang Yudhoyono.

PM Palestina (Kiri) dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sedang berjabat tangan, Sumber: Tabloid Diplomasi

Dalam membantu mempercepat pembangunan di Palestina, pada penyelenggaraan Ceapad kedua Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kamar dagang dan Industri (Kadin) mengajak setidaknya 30 pengusaha dari Palestina untuk ikut serta dalam acara CEAPAD Business Meeting and Trade Expo.

Sehingga peran serta dalam membangun Palestina pun tidak hanya dilakukan oleh pihak pemerintah negara saja melainkan juga melibatkan sektor swasta seperti para pengusaha.

Adapun bidang yang menjadi promosi dalam acara tersebut adalah pariwisata, light manufacturing, pertanian, infrastruktur dan Teknologi Informasi Komunikasi (ICT).

Adapun Beberapa poin hasil pertemuan dari CEAPAD Kedua :

1. Melakukan penyelenggaraan rapat koordinasi Bantuan dan pertemuan promosi di sektor swasta.
2. Berbagi pengalaman dan pengetahuan ekonomi di kawasan Asia Timur sebagai negara penyelenggara.
3. Membantu pengembangan kelembagaan dan sosial dalam upaya membangun Palestina yang sesuai dengan prioritas nasional.
4. Membantu kebutuhan Palestina di bidang lain, seperti misalnya pembangunan institusi, pengembangan masyarakat dan bantuan keuangan.
5. Program pengembangan SDM yang sesuai dengan kapasitas negara-negara penyelenggara Konferensi.
6. Mendorong dan mempromosikan sektor swasta di Palestina.


3. Penyelanggaraan Ketiga

Pertemuan CEAPAD yang Ketiga diadakan di Bangkok Thailand pada tanggal 27 Juni 2018.

Pada pertemuan ketiga ini para negara peserta meninjau bantuan dari masing-masing negara dan menyatakan atau menegaskan juga tentang bantuan yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

Para negara peserta juga menegaskan tentang pentingnya kehadiran UNRWA yaitu komisi PBB dalam mengurusi masalah penngungsi untuk dapat menyatakan dukungan terhadap mereka.


Manfaat CEAPAD bagi Negara Peserta Konferensi

Pada dasarnya CEAPAD merupakan sebuah kerangka kerja dalam upaya mendorong negara-negara di Asia khususnya negara-negara yang berada di kawasan Asia Timur untuk memberikan kontribusi aktif dan nyata bagi perdamaian di Timur Tengah khususnya di Palestina.

Namun selain sebagai alat untuk memperjuangkan kehadiran Palestina di Kancah Internasional tersebut, CEAPAD bagi para negara penyelenggara konferensi tentu memiliki fungsi dan manfaat lain.

Salah satu yang dapat dirasakan manfaatnya yaitu sebagai alat yang efektif dalam membantu negara-negara di Asia Timur untuk saling memperkuat dan memperluas hubungan kerjasama di antara mereka.

Ini terlihat di sela-sela saat melakukan pertemuan CEAPAD, sejumlah pertemuan bilateral telah diadakan di antara negara-negara penyelenggara dan bahkan menyertakan organisasi internasional seperti UNESCO dan Islamic Development Bank (IDB).


Namun demikian, kesepakatan bilateral antar negara itu tentunya tetap didasarkan pada kerjasama yang memiliki manfaat berkelanjutan dalam mendukung pembangunan di Palestina termasuk para pengungsi Palestina dan tentunya juga harus sesuai dengan prinsip kerja dari CEAPAD itu sendiri.

No comments

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.
close