Daftar Museum yang Ada di Pusat Kota Bandung


Bandung memang terkenal dengan tempat wisatanya yang sangat beraneka ragam. Dari mulai wisata alam, wisata kuliner hingga wisata kekinian dapat dengan mudah ditemukan di kota yang berjuluk sebagai kota kembang ini.

Setiap harinya banyak wisatawan yang berasal dari luar kota silih berganti untuk berkunjung ke kota Bandung.

Apalagi bila weekend tiba maka sudah tentu Bandung pun akan kebanjiran para wisatawan terutama mereka yang berasal dari wilayah ibukota dan sekitarnya yang memang sengaja datang untuk menghabiskan waktu libur akhir pekan mereka.

Berbicara tentang liburan, tentu tidak melulu harus membahas soal kesenangan dengan menghabiskan biaya yang mahal. Banyak destinasi wisata khususnya di kota Bandung ini yang bisa dikunjungi dengan harga relatif murah dan sangat terjangkau.

Salah satunya yaitu dengan pergi berwisata mengunjungi ke tempat penyimpanan barang-barang bersejarah atau yang lebih dikenal dengan sebutan museum.

Ya, dengan kita pergi ke tempat bersejarah seperti ini, selain dijamin tidak akan menghabiskan isi kantong, disini kitapun akan mendapatkan pengetahuan baru mengenai peninggalan peradaban manusia beserta lingkungannya dan juga pengetahuan yang lain.

Lalu apa saja daftar museum yang dapat kita kunjungi di sekitar kota Bandung ini? Nah untuk mengetahuinya maka langsung saja kita simak ulasan berikut ini.


4 Rekomendasi Museum yang ada di kota Bandung


1. Museum Komperensi Asian-Afrika (KAA)

Di daftar yang pertama ada museum Konperensi Asia-Afrika (KAA). Museum ini letaknya berlokasi di jalan asia-afrika nomor 56 Bandung, dan dulunya merupakan tempat diselenggarakannya konferensi tingkat internasional antara negara-negara yang berada di kawasan benua Asia dan benua Afrika.



Menariknya sebelum resmi menjadi sebuah museum, bangunan ini dulunya sempat beberapa kali beralih fungsi tempat.

Ketika pertama kali dibangun pada masa penjajahan Belanda yakni pada tahun 1895, bangunan ini merupakan tempat berkumpulnya orang-orang Eropa khususnya orang Belanda dengan arsitektur bangunan yang modern dan eksklusif pada masanya.

Kemudian ketika beralihnya kekuasaan ke tangan Jepang, tempat ini diubah sebagai tempat pusat kebudayaan dengan nama Dai Toa Kaikan.

Barulah setelah Indonesia merdeka bangunan ini kemudian diambil alih oleh pemerintah dan diganti namanya menjadi gedung merdeka dalam rangka untuk dipersiapkan sebagai tempat pelaksanaan konferensi Asia-Afrika yang diselenggarakan pada tahun 1955.

Setelah berlangsungnya konferensi tersebut, tepatnya pada tanggal 24 April 1980 bangunan tersebut kemudian diresmikan menjadi sebuah museum yang memperlihatkan tentang momen konferensi itu dilaksanakan serta juga tentang perjuangan para pahlawan dalam melawan penjajah.

Secara umum ditempat ini memiliki dua bangunan utama, yaitu pertama ada gedung merdeka yang dijadikan sebagai tempat sidang saat konferensi, dan saat ini suasananya masih tetap dipertahankan.

Kedua yaitu bangunan disebelahnya yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan display diorama. Namun selain itu ada juga ruang baca perpustakaan dan ruangan audiovisual yang tentunya harus meminta izin dahulu sebelum dapat menggunakannya.

Museum ini buka dimulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 16.00 sore dan untuk weekend buka dimulai pukul 09.00 hingga pukul 16.00, dengan harga tiket masuk gratis alias tidak dipungut biaya.

Disini selain bisa mendapatkan pengetahuan tentang sejarah seputar konferensi Asia-Afrika, kita pun dapat mengikuti kegiatan lain yang berhubungan dengan permuseuman. Caranya yaitu dengan mengikuti komunitas yang bernama sahabat museum konperensi Asia-Afrika (MKAA).


2. Museum Geologi

Di daftar destinasi berikutnya terdapat museum geologi Bandung yang terletak di jalan Diponegoro nomor 57 kota Bandung. Museum ini bisa dibilang merupakan salah satu tempat bersejarah, namun tampilannya bisa dibilang cukup modern dengan terdapat beragam jenis pengetahuan tentang ilmu kegeologian.

Di tempat ini dulunya merupakan bangunan gedung yang dikenal sebagai Dienst van den Mijnbouw, dan difungsikan sebagai tempat perkantoran untuk penelitian tentang masalah survei geologi di Hindia Belanda (Indonesia) pada waktu itu.

Sempat berganti nama akibat dari adanya beberapa kali pemindahan kekuasaan, pada akhirnya setelah Indonesia berhasil merdeka tempat ini kemudian dijadikan sebagai Pusat penelitian dan pengembangan ilmu geologi hingga tahun 2000-an.

Lalu setelah dilakukan renovasi dengan mendapatkan bantuan dari negara Jepang, akhirnya tempat ini diubah dan secara resmi dijadikan sebagai museum.


Di museum geologi ini, kita dapat menemukan berbagai macam benda-benda yang berhubungan dengan ilmu geologi seperti sampel batu-batuan, mineral dan bahkan fosil dari jenis hewan purba dinosaurus seperti T-rex dan gajah purba mammoth.

Selain itu juga terdapat peta persebaran di Indonesia yang berhubungan dengan geomorfologi dan geofisika. Salah satunya yaitu tentang peta persebaran gunung berapi di Indonesia.

Jika ingin pergi ke tempat ini maka kita dapat langsung datang mengunjungi diantara pukul 08.00 hingga pukul 16.00 sore. Sementara khusus untuk weekend hanya buka hingga pukul 14.00 saja.


3. Museum Pos Indonesia

Selanjutnya ada museum pos Indonesia yang berada tidak jauh dari museum geologi Bandung, yaitu hanya berjarak kurang dari 10 menit saja jika ditempuh dengan cara berjalan kaki. Adapun lokasi persisnya yaitu terletak di jalan Cilaki nomor 73 kota Bandung.

Dahulu sebelum bernama museum pos Indonesia, tempat ini masih memiliki nama yaitu museum pos, telegraf dan telepon (PTT) yang sudah ada sejak 1931 dengan bangunan utama bergaya arsitektur art deco.

Namun sayangnya ketika masa pendudukan Jepang bangunan ini kurang diperhatikan dan tidak terawat lagi. Sehingga setelah Indonesia merdeka, dicetuskan untuk pengambil alihan bangunan ini agar dapat difungsikan kembali.

Dan pada akhirnya pada tahun 1983 oleh menteri telekomunikasi pada saat itu bangunannya berhasil diaktifkan kembali dan sejak saat itu pula secara resmi diberi nama museum pos Indonesia.


Tempat penyimpanan barang-barang koleksi pun terdapat di bagian basemant bangunan, sehingga untuk bisa mengaksesnya kita terlebih dahulu harus berjalan menuruni anak tangga.

Bagi para filatelis yaitu orang yang gemar mengoleksi perangko, tentunya berkunjung ke museum ini bisa dibilang sangat wajib hukumnya untuk dilakukan.

Disini kita dapat menemukan berbagai jenis koleksi perangko yang jumlahnya ribuan dari berbagai rentang tahun serta perangko yang diproduksi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan disini terdapat koleksi perangko langka yang hanya diproduksi sangat terbatas.

Selain perangko di museum ini terdapat pula berbagai macam jenis benda-benda peninggalan yang berhubungan dengan aktifitas kegiatan pos, yaitu seperti mesin-mesin pos, sepeda pengantar surat, hingga display diorama yang menceritakan tentang kegiatan surat menyurat.

Sementara untuk jam operasional, museum pos Indonesia buka mulai pukul 09.00 hingga pukul 16.00 dan untuk hari Sabtu tutup lebih cepat yaitu hingga pukul 13.00 saja.


4. Museum Sribaduga

Di daftar yang terakhir ada museum Sri Baduga yang beralamat di jalan BKR nomor 185 Kota Bandung. Tempat bersejarah ini sering juga dikenal dengan sebutan museum sejarah Jawa barat, karena isi dari koleksinya memang kebanyakan merupakan hasil peninggalan dari masyarakat Jawa barat.

Tidak hanya itu saja, nama yang digunakan pada museum ini pun yaitu diambil dari nama seorang raja yang berkuasa di Jawa barat pada saat itu bernama Raja Sri Baduga Maharaja.

Dia merupakan pemimpin dari kerajaan Sunda yang terletak di Pakuan Pajajaran dan diperkirakan berkuasa antara tahun 1482 hingga 1521 Masehi. Pada masa  pemerintah inilah, ia berhasil membawa kerajaan Sunda ke masa jayanya. Dan oleh sebab itulah maka namanya kemudian diabadikan sebagai nama museum Sribaduga.


Gakeri sribaduga ini sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 1974 lalu, namun nama Sribaduga baru mulai digunakan dimulai sejak tahun 1990 berdasarkan surat keputusan dari menteri pendidikan dan kebudayaan.

Koleksi di museum Sri Baduga ini pun sangat beraneka ragam sekali jenisnya yakni dari mulai koleksi peninggalan historis, arkeologis, etnografis, filologis, geologis dan masih banyak lagi dengan diperkirakan jumlah koleksinya terdiri lebih dari 5.000 koleksi yang tersimpan disini.

Kesemuanya itu pada dasarnya merupakan hasil peninggalan dan kebudayaan masyarakat Sunda. Dimana semua koleksinya terbagi kedalam tiga kategori yang ditempatkan di tiga lantai yang berbeda.

Lantai pertama berisi tentang perkembangan budaya dan sejarah masyarakat Jawa barat, lantai kedua berisi tentang koleksi peninggalan-peninggalan masa lalu, sementara di lantai ketiga berisi tentang hal-hal berkenaan dengan etnografis.

Adapun jam operasionalnya, yaitu buka setiap hari kecuali hari Senin libur, dengan jam operasional yaitu antara pukul 08.00 hingga pukul 16.00 dan weekend hanya buka hingga pukul 12.00 saja. Sebagai fasilitas tambahan di museum ini pun terdapat ruang baca perpustakaan dan auditorium untuk melakukan konferensi.


Penutup

Nah itulah tadi list museum apa saja yang bisa dikunjungi di kota Bandung, khususnya disekitar daerah pusat kota. Sebenarnya masih terdapat beberapa destinasi museum lainnya yang bisa kita kunjungi, yaitu seperti balaikota Bandung, gedung sate, dan lainnya.

Namun karena adanya keterbatasan, mungkin untuk daftar tersebut akan dibahas di lain waktu pada kesempatan selanjutnya.


Demikianlah artikel ini kali, semoga bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan kita. Akhir kata, terima kasih telah berkunjung, dan sampai berjumpa kembali di artikel lain berikutnya.

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close