Seperti yang kita tahu, bahwa kain ini memiliki banyak sekali jenis atau varian tergantung dari bahan dasar apa yang digunakan. Misalnya saja ada yang berbahan tipis dan ada juga yang tebal. Ada yang berbahan halus, ada juga yang memiliki tekstur sedikit agak kasar. Dimana semua karakteristik itu, tentu akan dibuat untuk kegunaan yang berbeda-beda.
Lalu pernahkah kita berfikir tentang bagaimana proses dalam pembuatan kain ini? Apalagi jika kita melihat dengan seksama, maka dalam satu lembar kain akan terlihat ribuan helaian benang yang tersusun sedemikian rupa hingga membentuk sebuah kain yang utuh.
Mungkin kita berfikir, pasti akan sangat sulit dan lelah sekali untuk bisa membuat satu lembar kain saja.
Nah oleh karena itu, daripada kita malah tambah menjadi bingung. Yuk langsung saja kita simak ulasan berikut ini, tentang langkah-langkah dalam pembuatan sebuah kain dari mulai bahan mentah hingga menjadi produk pakaian yang siap untuk digunakan.
Cara dan Tahapan dari Pembuatan Kain Utuh
Pada praktiknya, untuk bisa membuat satu gulungan kain seperti yang biasa kita lihat di toko-toko, setidaknya akan diperlukan beberapa proses yang cukup panjang.
Secara umum, ada 5 lima langkah atau tahapan yang harus dilalui, dari mulai pengolahan bahan mentah hingga bisa menjadi lembaran kain utuh yang sangat panjang.
Adapun pada kesempatan kali ini, kita hanya akan membahas mengenai jenis dari kain katun yang bahan dasar utamanya yaitu berasal dari biji kapas.
1. Tahapan Ginning
Pertama dimulai dari proses ginning atau penjeratan. Pada saat biji kapas telah selesai dipanen, kapas tersebut akan langsung melewati proses penjeratan, yaitu pemisahan antara serat-serat kapas.
Pada tahapan ini, serat kapas akan dipisahkan dari bagian biji serta bagian ranting atau dedaunan kapas yang mungkin masih menempel.
Lalu serat kapas utuh yang sudah dibersihkan itu akan langsung dikeringkan di bawah sinar matahari. Baru setelah itu, kapas akan dibentuk menjadi bulatan seperti bola kapas.
2. Tahapan Spinning
Selanjutnya yaitu proses spinning atau pemintalan. Setelah dibentuk menjadi bola kapas, selanjutnya bola-bola tersebut akan dimasukkan kedalam sebuah alat khusus untuk dipintal.
Pemintalan sendiri adalah proses penyatuan serat-serat kapas agar lebih kuat, dan nantinya akan menjadi sebuah benang.
Pada tahap ini juga, serat kapas terlebih dahulu akan masuk ke dalam mesin carding untuk memisahkan serat kapas menjadi serat yang panjang. Baru setelah itu serat kapas akan dipintal (dipilin/dililit) menjadi satu kesatuan, hingga berubah bentuknya menjadi sebuah benang utuh yang panjang.
Dan setelahnya, benang-benang tersebut akan langsung digulung menggunakan alat berupa roler penggulung.
3. Tahapan Weaving
Langkah berikutnya yaitu proses weaving atau penenunan. Proses tenun atau dalam bahasa sehari-hari dikenal juga sebagai anyam (menganyam) adalah tahapan utama dalam proses pembuatan kain agar menjadi lembaran-lembaran utuh.
Pada tahap ini, benang yang sudah jadi akan langsung ditenun atau dianyam hingga membentuk sebuah lembaran kain yang besar. Tentu agar lebih cepat dan efisien, pastinya digunakan mesin khusus yang memang difungsikan sebagai alat penenun otomatis.
Terkadang pada proses ini juga sering ditambahkan jenis benang dari material bahan lain, agar dapat menghasilkan variasi kain katun dengan tekstur dan kualitas yang berbeda. Sehingga hal ini dapat memudahkan konsumen saat ingin membeli jenis kain katun yang sesuai.
4. Tahap Treatment
Setelah kain selesai diproduksi, maka tahapan yang harus dilalui berikutnya yaitu proses treatment atau perawatan.
Fungsi utama dari tahapan ini yaitu bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari kain yang telah diproduksi. Secara umum kain akan dibersihkan terlebih dahulu dan digosok sehingga tekstur dapat berubah menjadi lebih halus.
Selain itu pada tahapan ini, proses pemutihan kain pun dilakukan. Adapun tujuannya yaitu untuk membuat kain dapat terlihat lebih putih bersih tanpa adanya bercak kotoran yang mungkin tersisa.
Disisi lain, untuk menghasilkan variasi kain yang berbeda, pada tahap ini pula beberapa produk mungkin akan diberi warna menggunakan zat pewarna kimia yang khusus digunakan untuk tekstil.
Secara umum warna yang ditambahkan pun tergolong standar yaitu hanya satu warna dari masing-masing lembaran kain yang diproduksi. Sehingga untuk pewarnaan yang memiliki banyak corak, biasanya hal itu akan dilakukan di pabrik pembuatan produk barang jadi seperti contoh perusahaan konveksi pakaian.
5. Tahap Finishing
Tahapan terakhir yaitu proses finishing, dimana pada tahapan ini kain yang sudah diputihkan maupun diberi warna akan ditambahkan lapisan zat kimia khusus yang berguna agar produk tersebut dapat lebih berkualitas dan tahan lama.
Zat kimia tersebut dapat membuat kain lebih tahan terhadap paparan sinar matahari yang mengandung ultraviolet (UV). Sehingga nantinya kain yang sudah diolah menjadi barang jadi, akan lebih awet meskipun telah dicuci berkali-kali.
Setelah proses finishing, maka kain pun siap untuk dikemas dan distribusikan ke pasaran untuk dijual langsung maupun diolah kembali menjadi barang-barang jadi yang biasa ditemukan di rumah kita. Dimana umumnya merupakan barang fashion seperti baju kaos, jaket, celana, sarung, topi, kemeja, dll.
Nah itulah tadi sedikit penjelasan mengenai proses pengolahan kain katun dari mulai bahan mentah berupa kapas, hingga diolah menjadi kain jadi yang siap untuk di jahit menjadi barang pakai.
Selain berasal dari kapas, sebenarnya terdapat bahan lain yang bisa digunakan untuk membuat kain, yaitu seperti terbuat dari sutra, wol (bulu domba), nilon, polyester, dll.
Demikianlah artikel kali ini tentang proses dalam pembuatan kain. Semoga postingan ini bisa bermanfaat bagi Anda, dan akhir kata sampai berjumpa kembali di artikel lain berikutnya. Terima kasih
No comments