Mengenal Gas Air Mata, Efek serta Bahan Pembuatnya


Dengan membaca judulnya saja, mungkin sebagian diantara kita sudah ada yang mengenal istilah dari jenis gas satu ini.

Apalagi jika kita memang sering menonton acara berita di televisi, mungkin sesekali kita pernah melihat dimana pada saat ada kerusuhan, misalnya dalam suatu demonstrasi. Maka biasanya reporter akan mengabarkan bahwa polisi sudah menembakkan gas air mata kearah para kerumunan orang yang terlibat rusuh itu.

Lalu apa sebenarnya gas air mata itu? Dan kira-kira terbuat dari bahan apa saja? Nah untuk mengetahui penjelasan lebih mendalam, maka langsung saja kita simak ulasan berikut ini.


Bahan dan Cara Kerja Gas Air Mata

Pada dasarnya gas air mata (GAM) atau dalam bahasa Inggris bisa juga disebut sebagai tears gas adalah jenis alat berbahan kimia yang berfungsi untuk membuat kelanjar air mata (lakrimal) menjadi terangsang.

Sehingga pada orang yang terkena bahan GAM akan membuat air matanya langsung keluar secara tiba-tiba tanpa bisa dikontrol oleh orang tersebut.

Perlu diketahui juga, bahwa GAM bukanlah merupakan nama dari suatu alat yang memiliki bentuk spesifik tertentu. Melainkan bisa berupa banyak alat, selagi hal itu bisa merangsang bagian lakrimal itu.

Nah selain itu, meskipun dikenal dengan sebutan gas, sebenarnya bahan kimia satu ini tidaklah bener-benar terbuat dari gas. Melainkan berbentuk bahan padat namun dengan memiliki ukuran yang sangat kecil atau sering juga disebut sebagai aerosol (larutan padat).

Sehingga saking kecilnya, maka akan terlihat seolah-olah seperti gas berwarna putih layaknya seperti sebuah asap tebal yang pekat saat dipakai atau disemprotkan.


Metode dan Alat untuk Menyemprotkan Gas Air mata

Kebanyakan orang mungkin lebih familiar dengan alat yang berbentuk seperti senpi yang biasanya memang digunakan sebagai media untuk menembakkan GAM ini. Namun sebenarnya ada beberapa metode atau varian alat lain yang bisa digunakan untuk menyimpan dan melontarkan GAM.

1. Pertama yaitu bisa berupa semprotan (spray), yang berbentuk seperti botol parfum. Versi ini memliki jangkauan terbatas dan hanya digunakan pada jarak dekat saja.

Sehingga versi ini seringkali dibawa oleh personil polisi yang bertugas secara perorangan untuk berjaga-jaga saat melakukan tugasnya.

2. Bentuk granat asap, cara pengoperasian dari  jenis ini hampir sama dengan granat biasa, yaitu pin pemantik akan dilepas, baru kemudian dilempar ke arah sasaran yang dituju.

Jarak yang bisa dijangkau yaitu tergantung dari seberapa kuat dalam proses pelemparan granat tersebut.

3. Pelontar khusus, nah metode ini merupakan cara yang paling umum dan efektif karena memiliki jarak lemparan yang cukup jauh. Metode ini juga yang mungkin sering kita lihat dibanyak tempat termasuk pada kerusuhan.

Dimana pada jenis pelontar ini, GAM akan dilontarkan dengan sebuah propelan (pendorong) yang terletak pada alat pelontar yang berbentuk seperti senpi.

Beberapa contoh dari model pelontar yaitu seperti SAR 2 (Pindad), flash-ball Verney Carron (Perancis), flash-ball revolver dengan bentuk seperti pistol revolever, dan flashball sting 15R (Korea) yang bisa dipasangkan dalam kendaraan pengendali massa dengan bentuk seperti peluncur roket.


Bahan Pembuat dari Gas Air Mata

Tidak hanya terdiri dari satu jenis bahan saja, GAM ini bisa juga terbuat dari banyak bahan atau material yang bisa dipakai.

Namun dari sekian banyak bahan itu, yang paling umum dan paling sering dijumpai yaitu berupa zat yang bernama Pepper spray atau Oleoresi Capsicum (OC gas) dan juga 2-chlorobenzalmalononitrile (CS gas).

Pertama OC gas, yaitu umumnya sering dipakai pada jenis GAM yang berbentuk spray alias semprotan. Bahan jenis ini terbuat dari ekstraksi tanaman berjenis capsicum, contohnya yaitu seperti Chili Peppers. Meski disebut gas, namun bahan dari oc gas ini sebenarnya berbentuk cairan yang berupa gel.

Lalu yang kedua ada CS gas, yang merupakan bahan yang sering digunakan oleh pihak kepolisian dalam mengurai kerusuhan.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa bahan GAM termasuk juga CS gas bukanlah gas, melainkan pada suhu ruangan biasa akan berbentuk padat.

Baru setelah adanya proses termal (pembakaran) yaitu saat diluncurkan dari pelontar, maka bentuknya kemudian akan langsung berubah menjadi aeorosol dengan wujud seperti asap putih yang pekat.


Sejarah dan Awal Mula Penggunaan Gas Air Mata

Jauh kembali ke belakang, bahwa sebenarnya selama masa perang dunia yang pertama (PD I) berlangsung, gas air mata sudah pernah digunakan sebagai alat pertempuran dalam membantu para tentara saat sedang menyerang musuh.

Meskipun agak sedikit kontroversial karena dapat memiliki efek yang dapat merusak tubuh, namun pada saat itu gas air mata masih tetap digunakan karena dianggap tidak menyalahi aturan dari konvensi Den Haag (1899).

Dimana dalam salah satu poin konvensi tersebut terdapat butir yang melarang penggunaan alat pertemupran yang terbuat dari bahan beracun. Sedangkan gas air mata pada waktu itu, masih tergolong aman karena tidak terlalu berbahaya dan dianggap tidak mematikan.

Meskipun begitu, pada akhirnya penggunaan dari gas air mata ini resmi dilarang dalam segala bentuk pertempuran militer apapun, dengan munculnya perjanjian Genewa di Swiss pada tahun 1925.

Namun disisi lain, penggunaan bahan kimia satu ini masih tetap digunakan di seluruh dunia hingga saat ini, terutama dalam mengatasi huru-hara yang yang mungkin terjadi di tengah kerumunan masyarakat seperti saat sedang melakukan orasi demonstrasi.

Sama halnya juga di Indonesia, dimana saat ini gas air mata pun lebih banyak digunakan oleh lembaga kepolisian saja, utamanya yaitu oleh kesatuan brimob dan pasukan polisi anti huru-hara.


Efek dari Gas Air Mata Terhadap Manusia

Pada dasarnya setiap bahan zat kimia yang dibuat oleh manusia selalu dilengkapi dengan yang namanya Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB).

Adapun tujuannya yaitu untuk memberikan informasi mengenai spesifikasi dan karakter dari zat tersebut, termasuk mengenai efek samping yang mungkin ditimbulkan jika bersentuhan langsung dengan tubuh manusia.

Nah dalam konteks ini, Gas air mata pun memiliki beberapa efek samping yang mungkin bisa timbul. Dan salah satu yang paling utama yaitu dapat menyebabkan gejala iritasi berat pada mata.

Sementara untuk ciri-ciri yang menyertai yaitu seperti mata menjadi merah, air mata keluar dalam jumlah banyak, dan juga efek perih yang mungkin bisa dirasakan di area sekitar wajah.

Selain itu, paparan GAM dalam jumlah yang sangat banyak pada tubuh, akan membuat sensasi seperti terbakar pada bagian pernafasan seperti mulut, hidung, dan juga tenggorokan.

Dan jika sudah melewati ambang batas tertentu, hal tersebut bisa juga membuat orang yang terkena menjadi sulit bernafas hingga mengalami gejala muntah-muntah.

Bahkan bagi orang yang memiliki penyakit pernafasan seperti asma, efeknya bisa bisa memberikan dampak yang sangat buruk dari itu, salah satunya yaitu kematian.

Selain itu, terdapat juga orang yang sangat rawan akan terkena dampak buruk dari GAM ini, yaitu beberapa diantaranya adalah mereka anak-anak dan juga orang yang sudah sangat renta seperti lansia.




Nah demikianlah artikel kita kali ini tentang pengertian dari gas air mata, bahan pembuatnya, serta efek yang mungkin bisa ditimbulkan dari orang yang terpapar bahan kimia tersebut.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat, dan sampai berjumpa kembali di artikel lain berikutnya. Terima kasih

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close