Jenis-Jenis Jembatan Berdasarkan Struktur Penopangnya


Jembatan atau jika dalam bahasa Inggris sering disebut dengan bridge adalah suatu konstruksi bangunan yang mempunyai fungsi untuk menghubungkan dua sisi jalan terpisah, yang bisa disebabkan karena adanya berbagai macam rintangan yang menghalangi, seperti misalnya terdapat aliran sungai, lembah yang curam, danau, jalan raya, dan juga rintangan yang lainnya.

Sehingga degan hadirnya jembatan ini maka membuat segala jenis halangan yang mungkin ada tersebut menjadi bisa dilalui dengan lebih mudah dan efisien.

Pembuatan jembatan umumnya dilakukan untuk bisa dilewati berbagai macam objek, seperti kendaraan bermotor, kereta api, atau bisa juga jembatan yang khusus dibuat untuk para pejalan kaki.

Keberadaan jembatan pun bisa dibilang cukup penting untuk dapat mempermudah dan memperlancar dari arus kendaraan. Bahkan pada kondisi tertentu, peran jembatan ini mungkin sangat vital, seperti pada kondisi dimana bangunan satu ini memang merupakan penghubung jalan satu-satunya di suatu wilayah.

Nah ada satu hal yang sangat penting dari sebuah jembatan, yaitu mengenai bentuk dari struktur penopang kontruksinya. Struktur ini bisa dibilang merupakan bagian pilar dasar dari sebuah jembatan, dimana setiap jembatan pastinya akan berbeda-beda dalam menggunakan struktur tersebut.

Hal ini disebabkan karena di setiap wilayah tentu akan memiliki karakteristik serta kondisi geografis yang berbeda-beda.

Sehingga dari hal tersebut, maka dikenalah beberapa bentuk atau desain jembatan yang bisa dilihat dari struktur penopang dasar kontruksinya. Lalu apa saja jenis-jenis tersebut?

Nah untuk dapat mengetahuinya, maka langsung saja kita simak pada ulasan berikut ini.


Tipe-Tipe Jembatan Berdasarkan Struktur Kontruksinya

1. Beam Bridge

Desain dari konstruksi jembatan satu ini bisa dibilang merupakan bentuk yang paling umum dan paling banyak ditemukan.

Sering juga disebut dengan girder bridge, dimana kontruksi penopang dari jembatan memiliki bentuk yang sangat sederhana jika dibandingkan dengan jenis jembatan modern lainnya.

Jalur jalan yang memanjang secara horizontal akan langsung ditopang oleh pondasi-pondasi vertikal berbentuk balok maupun bundar yang digunakan sebagai tempat menahan tumpuan dari jalan agar lebih kuat.

Jumlah pondasi dari penopang pun dapat disesuaikan dengan kondisi panjang jalan yang dilaluinya. Sementara di bagian sisi kanan dan kiri jalan seringkali diberi pembatas jalan agar lebih safety.


2. Truss Bridge

Jembatan jenis truss ini sebenarnya memiliki desain yang hampir mirip dengan tipe beam. Hal ini karena pada bagian pondasi penopang digunakan jenis pondasi yang bisa dibilang sama.

Hanya saja tipe ini memiliki desain tambahan dibagian atasnya berupa rangka baja berbentuk tringular yang melingkar disepanjang atas jalan. Sehingga tipe ini sering juga disebut dengan nama beam bridge with truss.

Adapun kegunaan atau fungsi dari rangka baja, yaitu sebagai penguat untuk membuat semakin kokoh badan jalan. Sehingga jembatan pun mampu untuk menahan beban yang jauh lebih berat lagi.

Di Indonesia jembatan tipe seperti ini biasanya banyak ditemukan pada jembatan di jalur rel kereta api.


3. Arch Bridge

Ciri yang paling mudah dilihat dar Arch bridge yaitu dibagian bawah penopang biasanya terdapat sebuah lengkungan besar setengah lingkaran pada struktur jembatan.

Ini mirip seperti layaknya panah yang melengkung, maka kemudian namanya sering disebut dengan arch bridge.

Keberadaan struktur setengah lingkaran ini memang dimaksudkan agar penggunaan pondasi vertikal yang dibuat seperti pada beam bridge dapat dikurangi.

Salah satu sebabnya karena kondisi yang mungkin tidak memungkinkan untuk dibuat penopang berbentuk vertikal, seperti misalnya di kondisi lembah dengan kedalaman yang sangat curam.




Oleh karena tidak diperlukan pembuatan pondasi vertikal yang terlalu banyak, maka membuat jembatan tipe ini lebih sedikit dalam penggunaan material bangunan.

Meskipun begitu, tipe ini justru memiliki tingkat perhitungan konstruksi yang jauh lebih rumit dibandingkan dengan tipe beam bridge.

Adapun salah satu contoh dari arch bridge ini yaitu seperti jembatan Barelang V yang berada di wilayah Kepulauan Riau.


4. Suspension Bridge

Suspension bridge merupakan tipe jembatan yang memiliki tali atau kabel pengait dengan fungsi untuk menahan kontruksi jembatan. Tali ini yang biasanya terbuat dari baja kemudian akan dikaitkan ke sebuah tiang menara.

Dengan cara ini maka beban kontruksi pun dapat terbagi yaitu ditopang diantara menara dan juga oleh tali atau kabel tersebut, sehingga seolah-olah seperti digantung. Oleh sebab itu, di Indonesia sendiri tipe ini sering dikenal dengan sebutan jembatan gantung.

Kelebihan dari suspension bridge, yaitu selain dapat digunakan untuk tumpuan dari konstruksi jembatan, keberadaan tali inipun bisa dimanfaatkan untuk menambah nilai estetika jembatan agar semakin terlihat lebih indah.

Adapun contoh dari suspension bridge yaitu seperti jembatan paling ikonik yang berada di San Fransisco, Amerika bernama golden gate bridge.


5. Cable-Stayed Bridge

Pada dasarnya jembatan tipe ini memiliki sistem yang hampir mirip dengan tipe suspension bridge, yaitu sama-sama menggunakan tali atau kabel pengait pada kontruksinya.

Adapun perbedaan Cable-Stayed bridge dengan tipe suspension yaitu ada pada posisi menara yang hanya digunakan sebagai tempat mengaitkan talinya saja. Sehingga semua beban dari jalan akan ditopang sepenuhnya oleh tali yang ada.

Adapun contoh dari tipe Cable-Stayed bridge ini seperti jembatan teluk Kendari yang berada di Sulawesi Tenggara.


6. Cantilever Bridge

Desain dari jembatan ini biasanya dipakai ketika kondisi tidak memungkinkan untuk sebuah penopang menahan beban dari bawah. Sehingga tipe ini dibutuhkan tiga bentang pada bagian jembatan.

Pertama dua menara yang ada dibagian sisi paling ujung dari masing-masing jembatan. Kedua cantilever yaitu penyangga yang mengelilingi jalur jalan. Dan bagian terakhir yaitu bentang tengah yang ditopang oleh cantilever itu sendiri.

Kelebihan dari jenis ini yaitu ketahanan dari jembatan yang sangat kuat dan tidak mudah goyah, sehingga jembatan inipun cocok untuk dilalui oleh kendaraan yang bermuatan sangat berat. Adapun contoh dari tipe cantilever bridge yaitu jembatan bernama forth bridge yang ada di Inggris.




Bagaimana jadi sekarang sudah tahukan bentuk-bentuk dari jembatan itu? Dari semua bentuk yang ada tersebut, kira-kira mana saja yang sudah kita ketahui dan juga tipe mana saja yang pernah kita lihat secara langsung?

Demikianlah artikel kali ini tentang jenis-jenis dari bentuk fisik jembatan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan akhir kata sampai bertemu kembali di artikel lain selanjutnya. Terima kasih

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close