Isi Naskah Serat Jaka Rusul dan Latar Belakang Penulisnya

ilustrasi

Naskah Serat merupakan salah satu bagian dari bukti peninggalan Historiografi Tradisional yang ada di Indonesia. Sebagai sebuah karya tulis yang bersifat tradisional, umumnya serat memiliki beberapa persamaan dengan jenis karya tulis tradisional lainnya seperti misalnya saja naskah carita, babad, wawacan, dsb.

Beberapa persamaan itu diantaranya seperti unsur mitos atau religio magis, unsur cerita yang sering disusun dalam kronologis waktu tertentu biasanya berhubungan dengan kisah sejarah yang benar-benar terjadi.

Hingga unsur yang terakhir yaitu unsur genealogis yang biasa berhubungan dengan silsilah keluarga dimana umumnya selalu berhubungan dengan silsilah suatu kerajaan tertentu maupun silsilah dari para nabi atau orang yang disucikan (jika dilihat dari perspektif agama).

Adapun salah satu serat yang akan coba dibahas pada artikel kali ini yaitu mengenai serat yang bernama Serat Jaka Rusul. Serat ini merupakan hasil karya dari seorang abdi dalem dari Keraton Surakarta bernama Sastrapuspita.

Beliau merupakan pegawai keraton yang berpangkat sekretaris pada masa kekuasaan Paduka Sri Susuhunan Pakubuwono X. Serat Jaka Rusul disusun menggunakan bahasa jawa campuran dengan huruf tulisan yang digunakan yaitu tulisan jawa carik.


Ringkasan Singkat Cerita Serat Jaka Rusul

Isi dari serat ini terdiri dari beberapa bagian cerita dimana salah satunya yaitu menceritakan tentang kehidupan yang ada di sekitar keraton pada masa itu dengan sesekali juga menyebut mengenai kemasyhuran sang raja Pakubuwono X.

Selain itu karena latar belakang tempat dari penulis serat ini yang sudah ada pada masa keislaman, sehingga mayoritas isinya pun sangat kental sekali dengan nuansa maupun ajaran dari agama islam.

Secara lebih rinci Serat Jaka Rusul ini terdiri dari beberapa bahasan pokok dengan total jumlah halaman kurang lebih sekitar 290 halaman. Setiap pokok bahasan masing-masing membahas tentang tema yang berbeda-beda.

Salah satu bagian yang terdapat dari serat jaka rusul yaitu bagian Udwaraja. Udwaraja sendiri berasal dari kata udwa yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu mempunyai arti udara atau angin.

Hal itu karena serat jaka rusul sendiri merupakan cerita yang ditulis berdasarkan anginan dari raja. Anginan disini bisa diartikan sebagai perintah dari sang raja yaitu Pakubuwono X.


1. Asal Usul Pulau Jawa

Dalam serat tersebut bercerita tentang asal usul dari Sang Hyang Wenang. Ia diceritakan merupakan anak dari Nabi adam yang tidak menikah dan tidak memiliki pasangan, sehingga ia memutuskan untuk bersatu dengan Tuhan. 

Tempat dimana ia menyatukan diri dengan Tuhan itu berada di sebuah wilayah yang bernama Marcapada. Disebut dengan Marcapada karena wilayah tersebut merupakan wilayah yang masih memiliki banyak hutan yang didalamnya terdapat banyak jin. Dan wilayah tersebut ternyata sekarang ini dinamakan sebagai pulau jawa.


2. Penyebaran Agam Islam

Bagian selanjutnya dari cerita serat jaka rusul yaitu bagian yang menceritakan tentang pertama kali islam mulai masuk ke wilayah Indonesia khususnya wilayah yang berada di sekitar pulau Jawa.

Dalam bagian ini dikisahkan bahwa ketika agama islam pertama kali datang ke Indonesia, masyarakat sekitar yang ada pada waktu itu kebanyakan masih menganut ajaran agama Hindu dan beberapa lainnya menganut ajaran Budha.

Setelah datangnya para tokoh ulama, masyarakat yang ada disekitar kerajaan kemudian sedikit demi sedikit mulai memeluk ajaran agama islam. Adapun beberapa tokoh yang diceritakan dalam serat ini yaitu seperti Kyai Abdullah beserta kedua anaknya yang bernama Pokol dan Pukul.

Pokol merupakan salah satu anak dari Kyai Abdullah yang diceritakan sebagai seorang santri yang sangat taat dalam menjalankan ajaran agamanya yaitu islam. Pokol pun senang jika melakukan diskusi dengan ayahnya yang merupakan seorang ulama yang sangat besar ilmunya.

Tempat yang biasa dijadikan sebagai tempat untuk berkumpul dan berdiskusi salah satunya yaitu Masjid Demak yang kala itu diceritakan pernah suatu ketika didatangi para wali songo yang dipimpin langsung oleh Sunan Gunung Jati.

Di sisi lain, anak dari Kyai Abdullah yaitu Pukul merupakan seorang yang dengan teguh masih menganut ajaran agamanya yang terdahulu yaitu agama Budha. Ia dengan tegas untuk menolak ajaran agama islam dengan berbagai alasan-alasan dan perumpamaan yang banyak ia utarakan.

Selain itu juga Pukul merupakan orang yang menggambarkan tentang bagaimana proses penciptaan dari adanya Sang Hyang Wenang.


3. Cerita Binatang Berakal

Sementara itu di bagian selanjutnya dari serat jaka rusul yaitu bercerita tentang binatang yang memiliki watak seperti layaknya manusia yang bisa berfikir dan mempunyai akal.

Inti dari bagian cerita ini yaitu menerangkan bahwa setiap hewan-hewan yang ada dalam cerita tersebut memiliki karakternya masing-masing. Ini mencerminkan seperti halnya juga kita sebagai manusia yang mempunyai berbagai watak yang berbeda-beda antara manusia yang satu dengan yang lainnya.

Dimana didalam watak yang dimiliki oleh setiap manusia biasanya tidak lepas dari karakter yang baik maupun karakter yang jahat.

Baca Juga : Isi Cerita Karya Sastra Serat Menak (Yogyakarta)

Kesimpulan dari isi cerita serat jaka rusul yaitu bahwa banyak sekali pelajaran dan hikmah yang dapat diambil dari kisah yang ada dalam serat ini. Baik itu dari bagian awal hingga akhir terdapat banyak sekali nasihat yang dapat diambil sebagai pelajaran hidup agar manusia dapat menjadi manusia yang lebih baik lagi

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close