3 Peninggalan Candi yang ada di Wilayah Jawa barat

Daftar candi di Jawa Barat
Candi Jiwa di Kabupaten Karawang

Candi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu bangunan tinggalan masa lalu dari masa Hindu-Budha yang bisa berupa gapura, gerbang kota, pemandian kuno, dan bangunan peninggalan suci lainnya.

Dalam istilah lain yakni sebagaimana dalam konsep agama hindu, candi dapat juga diartikan sebagai kata candika yaitu nama salah satu dewi durga yang melambangkan dewi kematian.

Dari sini kita sedikit bisa mengetahui bahwa candi merupakan bangunan yang berhubungan dengan kematian yang mana bisa dikaitkan sebagai tempat pemakaman para raja atau hanya sebagai simbol bangunan saja.

Sementara dalam konsep agama Budha candi dapat dikatakan sebagai suatu bangunan yang hanya digunakan untuk tempat peribadatan saja di masa lalu.

Pada umumnya bentuk candi yang ditemukan di Indonesia biasanya memiliki tiga bagian yaitu terdiri dari kaki candi, tubuh candi, dan atap candi.

Pada candi hindu, biasanya terdapat relung atau ruangan tambahan di bagian dinding candi yang diperuntukkan untuk tempat menyimpan arca dewa, hal ini bisa dilihat sebagaimana yang terdapat di candi Prambanan, Yogyakarta.

Persebaran candi seperti yang sudah kita ketahui bersama umumnya banyak ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa tengah, Jawa timur, dan beberapa lainnya di wilayah seperti Sumatera.

Candi-candi yang ditemukan di wilayah-wilayah tersebut baik itu candi Hindu maupun budha umumnya memiliki bangunan yang relatif cukup besar dan megah seperti candi Borobudur di Magelang, candi Prambanan di Yogyakarta, dan candi muara takus di Riau.

Hal ini tentu sangat berbanding terbalik dengan bangunan peninggalan yang berada di Jawa barat. Berbeda dengan di wilayah yang sudah disebutkan diatas, candi-candi yang berada di daerah jawa barat biasanya cenderung lebih kecil dan lebih sederhana.

Tidak hanya itu saja, beberapa bangunan candi yang sudah ditemukan pun bahkan kondisinya terkadang atau kebanyakan sudah tidak utuh.

Selain itu, kata candi sendiri di wilayah jawa barat ini tidak begitu populer, istilah yang biasa sering digunakan yaitu merujuk kepada istilah kabuyutan, mandala, maupun Parahyangan. 

Nah untuk mengetahui candi-candi apa saja yang berada di wilayah jawa barat. Langsung saja kita simak uraian berikut ini.


Daftar Candi yang ada di Wilayah Jawa barat

1. Candi Jiwa di Kabupaten Karawang

Candi Jiwa letaknya berada di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Berada di ketinggian sekitar 4 m hingga 6 m diatas permukaan laut dengan permukaan tanah yang cenderung datar.

Ketinggiannya tersebut tergolong cukup rendah dikarenakan situs candi ini memang berada dekat dengan garis pantai yaitu hanya sekitar 10km saja. Bangunan candi berbentuk bujursangkar berukuran sekitar 19 x 19 m dengan tinggi sekitar 4,7 m dan menghadap ke arah barat laut-tenggara.

Struktur bagian atasnya berbentuk seperti bunga padma (bunga teratai), sedangkan pada bagian kakinya terdapat profil bangunan yang berbentuk pelipit rata (patta), pelipit penyangga (uttara) dan pelipit setengah lingkaran (kumuda).

Selain itu, di keempat sisi bangunan tidak ditemukan bagian yang merupakan tangga. Bangunan ini terbuat dari susunan batu bata, dan nampak pada bagian atas batur yang membentuk lingkaran dengan diameter sekitar 6 m, yang menunjukan bahwa susunan batu bata itu merupakan bagian dari stupa.

Maka dari hal tersebut diduga bahwa bangunan candi ini merupakan bagian candi budha.


2. Candi Blandongan di Kabupaten Karawang

Candi Blandongan letaknya masih berada di dalam satu kawasan yang sama dengan Candi Jiwa. Bangunan candi ini bisa dikatakan lebih besar dibandingkan dengan bangunan-bangunan peninggalan lain dikawasan tersebut.

Candi ini berbentuk bujur sangkar berukuran  24,2 x 24,2 m dan bertingkat satu dengan adanya sebuah stupa di bagian tengahnya. Di lantai dasar terdapat beberapa pintu masuk yang berada di sisi tenggara, barat daya, barat laut dan timur laut yang kesemuanya memiliki gapura masuk. Terdapat juga tembok keliling bangunan yang berukuran tebal sekitar 1,75 m.



Terdapat hiasan pelipit datar, pelipit kumuda, pelipit sisi genta dan hiasan kerucut terpotong pada lubang-lubang yang berdenah empat persegi panjang. Halaman Candi Blandongan yang dikelilingi tembok keliling berdenah bujursangkar berukuran 17,64 x 17,64 m dengan ketinggian permukaan lantai halaman sekitar 2 m dari permukaan tanah.

Adapun bangunan inti adalah bagian kaki yang berbentuk bujursangkar berukuran 9,2 x 9,2 m. Permukaan atasnya sudah rusak, akan tetapi masih ada bata yang terkait dengan struktur bangunan.

Di antara struktur bata terdapat seperti saluran berukuran tebal 20 cm, panjang 2,5 m, dan kedalaman 20 cm, dengan memotong bujur arah utara-selatan dan barat-timur pada masing-masing sudut. Struktur bangunan tersebut diperkirakan sebagai sisa stupa.


3. Candi Rajagwesi di Kota Banjar

Candi Rajagwesi merupakan bangunan candi yang awalnya berada di wilayah sekitar Kabupaten Ciamis, namun sekarang secara administratif sudah termasuk ke dalam wilayah Kota Banjar. Candi ini tepatnya berada di Dusun Pananjung, Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman.

Keadaan bangunan candi ini bisa dikatakan sudah tidak utuh sepenuhnya dikarenakan kondisinya telah bercampur dengan tanah dan pohon-pohon yang ada disekitarnya. Sisa bangunan candi ini berada di sebuah bukit kecil yang berada di ketinggian 7m dari lahan sekitar dan dengan diameter sekitar 70m.

Disebelah barat candi Rajagwesi merupakan pertemuan antara dua sungai yaitu sungan Cijulang dan sungai Citanduy yang kurang lebih jaraknya sekitar 1,5 km. Candi ini berada di ketinggian 10m hingga 100m diatas permukaan laut.



Candi Rajagwesi disekitarnya menunjukan adanya sebaran bata yang sudah tidak terstruktur lagi karena terangkat oleh akar pohon dan hampir semua bata tidak utuh. Bata yang menjadi pusat terletak pada bagian bukit dengan radius 9 m. Ada satu batu yang berukuran panjang 30cm, lebar 20cm dan tebal 7cm.

Di tengah-tengah batu-batu tersebut terdapat pula kumpulan batu yang bentuknya mirip makam yang memanjang dari utara sampai selatan. Makam ini berukuran panjang sekitar 170cm, lebar 90cm dan tinggi 40cm. Disebelah Timur batuan yang berbentuk makam pada sisi talut terdapat dua buah batu datar yang disusun seperti altar dan disekitarnya tidak ditemukan artefak lainnya.

Berdasarkan hasil ekskavasi, candi tersebut sudah tergolong sangta parah rusaknya sehingga bentuk denah dan bangunan tidak dapat direkontruksi secara menyeluruh. Namun demikian, ukuran bangunan diperkirakan sekitar 6 x 6 meter dengan tidak ditemukannya bagian tangga.

Jika kita melihatnya secara vertikal, maka sebaran bata juga tidak menunjukan adanya struktur bertingkat. Sisa tinggalan komponen bangunan merupakan bagian batur.

Bentuknya yang berupa batur tunggal dengan objek pemujaan diatasnya serta dengan ketinggian yang tidak begitu tinggi diasumsikan bahwa kegiatan ritual ketika itu terpusat pada lingga dan yoni dengan para pemujanya berkumpul dihalaman disekitar batur.

Candi ini juga kemungkinan besar menghadap ke gunung tertinggi yaitu gunung yang berada disebelah utara situs yakni gunung Pasir Pangrampongan.


Penutup

Hasil penelitian mengenai peninggalan tentang bangunan candi di wilayah Jawa Barat memang tergolong masih sangat sedikit. Hal ini tidak terlepas dari tempat peninggalan yang jaraknya berjauhan dan cukup terpencil membuat penelitian pun cukup susah dilakukan.

Jika pun ditemukan sebuah bangunan, biasanya kondisinya sudah tidak utuh lagi bahkan terkadang ada yang sudah rusak.

Selain candi yang sudah dibahas diatas sebelumnya, sebenarnya masih terdapat beberapa bangunan-bangunan peninggalan yang berupa candi di wilayah Jawa barat.

Keadaan candi-candi tersebut umumnya sama yaitu kebanyakan sudah tidak utuh bahkan sebagian sudah tidak dapat dikenali sebagai bangunan candi.


Adapun beberapa bangunan candi lainnya yang berada di jawa barat seperti misalnya candi Bojongmenje, candi indihyang, candi ronggeng, candi ciarca, candi pananjung, candi cangkuang, dan masih banyak lagi.

Namun demikian dalam pembahasan kali ini mungkin dicukupkan untuk tiga bangunan candi saja. Jika ada kesempatan mungkin nanti akan saya coba bahas bangunan candi yang lainnya, atau mungkin bagi teman-teman yang sudah tau dan ingin berbagi boleh menambahkannya di kolom komentar.


Sumber : Percandian di Tatar Sunda Masa Hindu Budha (Etty Saringendyanti & Tanti Skober : 2010)

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close