Teknologi Lifi, Internet Wireless Pakai Cahaya Lampu

photo: velmenni.com

Terobosan dalam bidang teknologi memang merupakan salah satu hal yang selalu ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Banyak hal yang bisa dibahas seputar teknologi ini.

Salah satunya yang menarik untuk dibahas yaitu tentang dunia maya atau internet yang memang selalu mengalami perkembangan pesat dari waktu ke waktu. Terakhir kita mendengar tentang suatu inovasi baru dalam jaringan koneksi internet bernama LiFi.

Apa itu Teknologi LiFi?

Pada dasarnya LiFi merupakan bagian dari teknologi pemancar internet tanpa kabel atau wireless layaknya teknologi WiFi. Namun meskipun sama-sama tanpa menggunakan kabel, sebenarnya kedua teknologi tersebut memiliki prinsip dasar yang berbeda.

Jika WiFi menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi radio dalam melakukan transmisi data, maka Lifi tidak demikian.

LiFi sendiri merupakan akronim dari Light-Fidelity, sebuah akronim yang dibuat hampir sama seperti WiFi (Wireless Fidelity). Seperti namanya yang memiliki arti cahaya, Light-Fidelity merupakan sebuah jaringan koneksi internet baru yang memanfaatkan cahaya lampu (neon atau LED) untuk dapat mentransmisikan data internet.

Prinsip dasar dari teknologi Lifi yaitu menggunakan apa yang disebut dengan Visible Light Communication (VLC). Singkatnya VLC ini merupakan suatu metode dasar dalam melakukan komunikasi dengan menggunakan sebuah cahaya yang terlihat.

Dalam LiFi sumber pencahayaan yang digunakan berasal dari lampu LED maupun neon yang digunakan dalam mentransmisikan data yang kemudian dapat menyediakan akses ke jaringan internet.

Koneksi yang disediakan oleh LiFi biasanya terbatas hanya di dalam ruangan atau tempat di mana cahaya lampu Lifi masih dapat dijangkau.


Sejarah dan Awal Mula Ditemukannya Teknologi Lifi

Kehadiran Lifi sebagai salah satu inovasi dalam bidang teknologi komunikasi bisa dibilang memang sungguh sangat revolusioner. Betapa tidak hanya dengan memanfaatkan cahaya lampu, kita sudah bisa terhubung dengan dunia maya alias internet, hal itu tentu merupakan sebuah pencapaian yang amat besar.

Namun meskipun tergolong sebagai teknologi yang baru, sebenarnya jika kita menelusuri lebih mendalam prinsip dasar dari penggunaan teknologi Lifi ini bisa dibilang sudah ada sejak dahulu tepatnya pada tahun 1880 ketika hadirnya perangkat yang disebut dengan photophone.

Photophone sendiri merupakan sebuah alat komunikasi yang pernah dibuat oleh penemu telepon yaitu Alexander Graham Bell. Dengan alat inilah Bell pada waktu itu dapat mentransmisikan suara dari satu titik ke titik yang lain hanya dengan memanfaatkan sumber cahaya.

Meskipun tentunya pada waktu itu masih sangat sederhana sekali untuk bisa dikatakan sebagai suatu alat komunikasi yang utuh. Nah konsep dasar photophone inilah yaitu VLC yang kemudian diaplikasikan pada teknologi Lifi sekarang ini.

Singkat cerita penggunaan dari prinsip dasar VLC kemudian mulai banyak dilakukan penelitian. Tercatat di era modern sekarang ini penggunaan prinsip Visible Light Communication (VLC) mulai dilakukan seperti misalnya di Universitas Keio Jepang sekitar tahun 2000.

Dalam penelitian tersebut elemen cahaya yang digunakan yaitu memanfaatkan teknologi dari lampu light emitting diode (LED). Hasilnya dari penelitian itu sebuah data dapat ditransmisikan dengan kecepatan yang sangat tinggi yaitu mencapai 100 Mbit perdetik.

Sementara itu di belahan benua lain tepatnya di Eropa sejumlah proyek penelitian tentang konsep VLC pun mulai dilakukan. Salah satunya yaitu di universitas Edinburgh Skotlandia yang dipelopori oleh Profesor Harald Haas.

Penelitian ini dimulai sekitar tahun 2006 dengan mengembangkan prinsip VLC yang dijadikan transmisi data dua arah agar konektivitas jaringan dapat dimaksimalkan secepat mungkin.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Profesor Haas inilah kemudian memunculkan istilah Lifi untuk pertama kalinya. Dimana penamaan LiFi sendiri pertama kali ia sampaikan di dalam sebuah Forum pertemuan teknologi yang bernama TED pada tahun 2011 lalu.


Sistem dan Cara Kerja Teknologi LiFi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penerapan teknologi LiFi jika dilihat secara sekilas memang akan terlihat sangat sederhana yaitu hanya menggunakan cahaya dari sebuah bola lampu neon maupun LED yang dimanfaatkan sebagai perantara untuk mentransmisikan data. Namun kenyataannya tidak semudah itu.

Agar suatu perangkat lampu dapat memancarkan jaringan data nirkabel, maka setidaknya harus terdapat dua alat pembantu yang dipasangkan yaitu berupa alat pemrosesan sinyal yang disebut sebagai LiFi access point dan alat penerima sinyal receiver berupa dongle yang dapat berbentuk seperti flashsdisk (maupun bentuk lainnya).

Lifi access point berfungsi untuk mentransmisikan data jaringan internet dan akan dipasang disekitar area bola lampu. Sedangkan dongle akan dipasangkan diperangkat gadget seperti laptop maupun smartphone yang berfungsi sebagai alat untuk menerima sinyal dari cahaya lampu tersebut.

Pada dongle biasanya terdapat dua elemen utama pertama yaitu photo-detector berfungsi untuk menerima sinyal data dan yang kedua yaitu infrared transmiter berfungsi untuk mengirimkan data.

Sinyal-sinyal yang diterima dan dikirimkan itulah yang kemudian akan diterjemahkan menjadi sebuah data layaknya kita sedang menggunakan jaringan internet konvensional.

sumber: photonics.com

Beberapa hasil uji coba pun telah dilakukan di beberapa kesempatan. Seperti p
ada bulan Agustus 2013, sistem LiFi yang di uji coba mampu menunjukkan hasil yang impresif dengan kecepatan transfer data lebih dari 1,6 Gbit perdetik melalui pemanfaatan lampu LED satu warna.

Pada April 2014, perusahaan Rusia Stins Coman mengumumkan pengembangan BeamCaster yaitu sebuah jaringan lokal nirkabel LiFi yang mampu mentransfer hingga 1,25 Gbit data perdetik.

Dan dimasa yang akan datang diharapkan kecepatan Lifi dapat menembus kecepatan hingga 5 Gbit perdetik. Jika demikian hal itu tentu sungguh sangat superior sekali apabila dibandingkan dengan teknologi wifi yang sudah ada sekarang ini.


Kelebihan dan Kekurangan Teknologi LiFi

Ketika berbicara mengenai suatu produk pastinya tidak ada yang sempurna pun demikian dengan Lifi. Jika diibaratkan seperti layaknya pohon yang sedang berbuah, pasti selalu terdapat buah yang manis dan masam.

Mungkin seperti itulah kira-kira kalimat yang cocok untuk teknologi LiFi sekarang ini. Selain sebagai suatu terobosan yang bisa dianggap revolusioner dalam mengubah arus teknologi jaringan komunikasi, hadirnya teknologi Lifi pun bisa dikatakan masih memiliki beberapa kelemahan-kelemahan.

Berikut ini merupakan beberapa Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dari Teknologi Lifi.


+ Kelebihan

Teknologi Lifi dapat menghasilkan kecepatan yang sangat tinggi ketika diaplikasikan sebagai alat untuk mentransmisikan data. Hal ini tidak terlepas dari sifat cahaya yang merupakan elemen paling cepat dimuka bumi saat ini.

Tentu dengan hadirnya Lifi memungkinkan koneksi internet di dunia dapat menjadi semakin cepat. Dari hasil tes yang telah dilakukan menunjukan bahwa LiFi mampu memiliki kecepatan sekitar 100 kali lebih cepat dibandingkan kecepatan yang bisa dicapai oleh WiFi konvensional.

Keunggulan lain yaitu penggunaan lampu LED yang dikenal ramah lingkungan tentu dapat membuat biaya konsumsi menjadi lebih rendah yang berdampak pada hematnya pengeluaran rumah tangga.

Apalagi ditambah bahwa lampu LED sekarang ini sudah banyak dipakai oleh masyarakat membuat biaya instalasi LiFi pun dapat lebih ditekan.

Selain itu sifat lampu yang tidak bisa menembus dinding ruangan/bangunan membuat penggunaan LiFi menjadi tidak mudah untuk disalahgunakan oleh orang lain.

Meskipun disisi lain hal ini bisa disebut juga sebagai sebuah kelemahan karena Lifi memiliki ruangan penggunaan yang terbatas.


- Kekurangan

Seperti halnya dalam faktor kelebihan ternyata kelemahan dari teknologi LiFi pun cenderung bersumber dari faktor yang sama yaitu cahaya itu sendiri. Salah satu contohnya yaitu tentang keterbatasan jangkauan spektrum cahaya, hal itu tentu akan membuat terbatasnya ruang bagi pengguna teknologi LiFi ini.

Faktor kelemahan lain yaitu lampu yang harus tetap dinyalakan secara terus menerus yang bertujuan agar koneksi jaringan internet tetap bisa terhubung. Hal ini tentu akan sangat sedikit merepotkan terlebih bila pengguna ingin menggunakan koneksi internet ketika dalam keadaan ruangan redup seperti pada saat kita ingin tidur.

Meskipun hal itu tentu dalam kondisi normal pun sangat tidak disarankan karena dapat merusak mata.

Baca Juga : Cara Mengetahui Password Wifi yang sudah Terhubung di Smartphone Xiaomi

Terlepas dari kelebihan dan kelemahan yang masih dimiliki oleh teknologi Lifi, terdapat satu pertanyaan yang menarik yaitu apakah dengan hadirnya teknologi LiFi ini dapat menggantikan teknologi sebelumnya seperti wifi?

Bagi saya pribadi tentu jawabannya tidak semudah itu. Karena pada dasarnya lahirnya sebuah teknologi baru semata-mata bukan untuk menggantikan teknologi yang lama.

Melainkan sebagai sarana untuk melengkapi atau bahkan sebagai alternatif lain dari teknologi yang sudah lebih dulu hadir sebelumnya seperti wifi maupun jaringan internet lainnya.

2 Comments

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close