Cara Mudah Memotret Galaksi dan Bintang di Malam Hari

cara memfoto bintang dan milky way

Memotret objek berupa langit memang dijamin akan menghasilkan sebuah karya yang tidak akan pernah gagal. Mau dalam kondisi apapun, baik itu siang, malam, hujan, atau cuaca mendung sekalipun, saat kita mengambil gambar dengan view langit maka biasanya akan selalu menghasilkan gambar yang istimewa dan juga memiliki nilai karya seni tinggi.

Nah adapun salah satu yang patut dicoba saat kita ingin menantang diri kita sendiri, yaitu dengan memotret bagian langit pada kondisi malam hari. Dimana kilauan bintang-bintang serta hamparan galaxy Bima Sakti bisa menjadi salah satu point of view dalam objek foto.

Dimana teknik tersebut sering dikenal sebagai astrofotografi, yaitu cabang dalam ilmu fotgrafi yang dilakukan untuk pengambilan foto berupa objek astronomi pada malam hari seperti gugusan rasi bintang, galaksi, dll.

Namun untuk mengambil foto di malam hari ini, tentu saja tidaklah segampang yang dibayangkan. Melainkan perlu effort dan skill khusus agar hasil yang didapatkan bisa lebih maksimal.

Selain itu, agar bisa mendapatkan gambar foto yang detail dan minim noise, maka diperlukan juga kit perlengkapan kamera yang tepat serta beberapa peralatan pendukung lainnya seperti tripod, lensa, dll.

Lalu bagaimana cara untuk memotret view bintang dan juga galaksi bima sakti pada kondisi malam hari? Nah untuk mengetahui hal tersebut, maka langsung saja kita simak ulasan berikut ini.


Tips Cara Mengambil Foto Bintang dan Galaxy Milky Way pada Malam Hari


1. Pemilihan Lokasi

Hal pertama yang harus ditentukan yaitu sudah pasti mengenai tempat dari lokasi untuk mengambil foto.

Secara umum, lokasi terbaik yang bisa digunakan untuk mengambil foto bintang maupun galaxy milky way di malam hari yaitu berada di area terbuka yang berada jauh dari pusat kota.

Hal ini dimaksudkan karena di wilayah perkotaan sudah sangat banyak bangunan-bangunan perumahan dan gedung pencakar langit seperti area perkantoran yang menjulang tinggi. Dan hal tersebut tentu saja akan menghalangi dalam proses penerawangan bintang karena banyaknya polusi cahaya.

Jangankan menggunakan peralatan kamera, melihat menggunakan mata manusia secara langsung pun, belum tentu rasi bintang dan hamparan galaksi itu dapat terlihat dengan jelas.

Adapun beberapa rekomendasi lokasi yang bisa dijadikan tempat untuk pengambilan gambar yaitu seperti di daerah sekitar pantai, area dataran tinggi pegunungan, atau bisa juga di sekitar daerah pinggiran kota atau di pedesaan yang masih minim penerangan dan jauh dari pusat kota.


2. Kondisi Langit Malam

Selanjutnya hal lain yang harus diperhatikan yaitu mengenai kondisi cuaca dari langit. Saat ingin memotret galaksi, tentu saja suasana malam harus benar-benar dalam kondisi cuaca yang sangat cerah.

Sebab jika pada kondisi cuaca yang tidak cerah seperti ketika hujan maupun sedang berkabut, maka tampilan dari layout langit tentu akan terhalang oleh awan. Sehingga jalur rasi bintang pun di jamin tidak akan terlihat sama sekali.

Selain itu, pastikan juga proses pengambilan dilakukan jangan ketika bulan purnama sedang muncul. Sebab cahaya yang berasal dari bulan purnama akan terlalu terang, sehingga membuat cahaya dari bintang-bintang menjadi terlihat lebih kecil dan bahkan bisa menjadi tidak terlihat.

Jadi selalu usahakan untuk mengambil gambar pada fase dimana bulan mati ataupun bulan baru, yang membuat cahaya bulan dapat terlihat lebih redup dibandingkan saat purnama tiba.


3. Cek Letak dari Gugusan Bintang

Jika kita hanya ingin mengambil foto bintang secara random di malam hari tanpa memperdulikan bintang apa yang difoto, tentu kita tidak perlu memperhatikan jalur dari rasi bintang yang ada. Melainkan cukup dengan mengatur settingan pada kamera agar bisa menjepret langit malam, ya dan hasil foto dengan bertaburan bintang pun akan selesai dilakukan.

Namun jika kita ingin lebih spesifik lagi dalam memfoto objek bintang tertentu, seperti misalnya jalur dari galaksi bima sakti (milky way), maka sudah pasti kita harus mengetahui secara pasti letak arah dari jalur galaksi tersebut.

Oleh karena itu, untuk mengecek arah tersebut kita bisa menggunakan beberapa aplikasi software sebagai alat bantu. Adapun beberapa aplikasi yang direkomendasikan yaitu seperti Stellarium atau bisa juga menggunakan Skyguide.

Perlu diingat juga, bahwa rasi bintang itu pada dasarnya selalu bergerak secara semu seiring berjalannya waktu pergantian bulan. Sehingga setiap berbeda bulan biasanya akan berbeda pula waktu kemunculan dari jalur galaksi.

Misalnya seperti pada bulan diantara Januari hingga Maret, maka biasanya waktu terbit dari galaksi bimasakti baru akan terlihat antara pukul 01.00 hingga pukul 04.00 pagi. Sementara untuk di bulan September hingga Desember, perkiraan dari munculnya milky way ada diantara jam 19.00 malam sampai jam 21.00 malam, dengan patokannya yaitu berada di arah langit Selatan.


4. Melakukan Settingan pada Kamera

Selanjutnya yang paling utama dan tentu saja sangat krusial, yaitu mengenai komposisi dari settingan kamera yang perlu digunakan.

Pertama kita pastikan untuk memasangkan tripod pada kamera. Sebab nantinya akan diperlukan pengaturan shutter speed yang sangat lambat, dan jika hanya mengandalkan tangan kosong maka sudah pasti hasilnya akan blur.

Setelah itu atur diafragma pada bukaan paling lebar yang bisa dipasang di kamera kita. Misalnya saja pada setelan f/4, f/2, dst. Diafragma dengan bukaan lebar berfungsi agar cahaya yang bisa ditangkap dapat lebih banyak. Dan dalam hal ini, semakin besar bukaan tentu saja akan semakin bagus.

Sementara untuk settingan ISO, bisa di atur pada angka yang paling tinggi diatas 3000 atau lebih. Hal ini bertujuan agar kontras dan detail dari objek dapat semakin terlihat lebih jelas.

Lalu untuk kecepatan rana atau shutter speed bisa di set di angka yang pelan yaitu cukup di sekitar 30 detik saja. Hal ini bertujuan untuk bisa menghasilkan long exposure yang cukup tinggi. Namun jika terlalu berlebihan tidak baik juga, karena jika diset di lebih dari angka 30, biasanya gugusan rasi bintang sudah tidak berbentuk titik melainkan akan berupa seperti garis bercahaya.

Selanjutnya jangan lupa juga untuk mengatur fokus lensa ke settingan infinity atau tak hingga. Tujuannya agar lensa tetap dapat fokus kepada objek yang dituju. Pada tahap ini kitapun bisa sambil mencari titik fokus serta angle pengambilan foto yang pas, agar hasil yang didapat bisa lebih tajam.

Baru setelah itu, lakukan proses pemotretan dengan memanfaatkan fitur timer. Hal ini dilakukan sebab jika hanya mengandalkan tangan, dikhawatirkan bisa membuat fokus dari lensa menjadi tidak stabil.

Selain itu ada beberapa settingan lain yang bisa kita atur juga, yaitu seperti matikan fitur noise reduction (optional), menggunakan format jpg agar pemrosesan gambar dapat dilakukan lebih cepat, dan memakai jenis file RAW agar lebih mudah saat dilakukan proses pengeditan nantinya.




Nah itulah tadi beberapa tips mengenai cara yang dapat kita gunakan untuk mengambil gambar astrofotografi berupa langit malam dengan hamparan galaksi bimasakti.

Semoga postingan ini bisa bermanfaat, dan akhir kata sampai berjumpa kembali di artikel lain berikutnya.

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close