5 Pertempuran Indonesia terhadap Belanda Era Kemerdekaan

Suasana dalam pertempuran di surabaya 1945, sumber: wikipedia

Pada Saat Perang Pasifik berlangsung, sekutu membagi indonesia menjadi dua daerah operasi. Sumatera dimasukkan dalam daerah operasi SEAC dibawah pimpinan Lord Louise Moutbattan, sedangkan Jawa dan Indonesia bagian timur dimasukkan dalam daerah operasi SWPC dibawah komando Jendral Mac Arthur.


Menyerahnya Jerman pada Mei 1945 dan dalam Konfrensi Gabungan Kepala Staf Sekutu di Postdam Juli 1945, maka seluruh daerah operasi digabungkan menjadi satu dengan SEAC. Hal itu dikarenakan Mac Arthur ingin memfokuskan seluruh kekuatanya untuk menyerang kepulauan Jepang.

Sekutu membuat daerah operasi untuk mengamankan Indonesia dari Jepang dengan dibentuknya Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dibawah komando Letnan Jendral Sir Philips Christison, yang bertugas untuk membantu Indonesia mengusir Jepang dari Indonesia.

Kemudian tugas tersebut berganti dikarenakan Jepang menyerah kepada Sekutu sebelum diadakan penyerangan terhadap Jepang, tugas yang kini di emban oleh AFNEI adalah tugas administratif. Diantara tugas AFNEI sebagai administratif negara Indonesia adalah :
  • Menerima penyerahan dari tentara Jepang,
  • Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu,
  • Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan,
  • Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil,
  • Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka didepan pengadilan sekutu.

Namun dalam menjalankan tugasnya, AFNEI tidak bisa mengatur seluruh wilayah Indonesia, sehingga AFNEI meminta bantuan kepada Australia yang merupakan Commonwealth Inggris untuk mengatur wilayah Indonesia bagian timur.

Selain itu dalam mengatur setiap wilayah di Indonesia bagian barat, AFNEI juga mengalami beberapa masalah sehingga harus membagi wilayah Indonesia menjadi tiga bagian yaitu : Wilayah Sumatra, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Sebelum setiap divisi dikirim untuk mengatur setiap kota di wilayah Indonesia seperti yang sudah direncanakan, Sekutu terlebih dahulu mengirim Mayor Greenhalg untuk mendirikan markas besar Sekutu di Jakarta pada tanggal 14 September 1945. Setelah 15 hari kemudian rombongan pertama tentara Sekutu tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Setelah itu kemudian menyusul tentara Sekutu yang lain mendarat di Indonesia, sehingga tak heran jika pada bulan Oktober tentara Sekutu sudah mendarat di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Padang, dan Palembang.

Setelah mendarat di pelabuhan-pelabuhan terbesar di Indonesia, kemudian para tentara Sekutu bergerak kedaerah pedalaman untuk membebaskan para interniran dan menerima penyerahan dari Jepang. Disisi lain Australia juga sudah mendarat di Indonesia bagian timur.

Kedatangan tentara sekutu ini disambut baik oleh pemerintah Indonesia karena menurut wawancara di Singapura, kedatangan Sekutu ke Indonesia adalah untuk membebaskan para tawanan perang dan interniran serta melucuti persenjataan Jepang.

Sekutu tidak akan mencampuri urusan politik dan tidak akan menyingkirkan RI, bahkan Sekutu akan mengadakan musyawarah dengan pemimpin RI. Hal ini menghebohkan pihak Belanda, sedangkan pihak Indonesia berpendapat bahwa inilah pengakuan de facto terhadap RI.

Akan tetapi, kepercayaan Indonesia mulai pudar ketika tentara Indonesia mulai mencium kedatangan NICA yang dibonceng oleh Sekutu.

Keadaan pada saat itu mulai memanas karena NICA secara tidak langsung bermaksud untuk menegakkan kembali pemerintahan Hindia Belanda, suasana semakin tegang ketika tentara NICA mempersejatai anggota KNIL yang baru dibebaskan dari tawanan Jepang.

Di kota-kota yang diduki Sekutu, para anggota KNIL memancing kerusuhan dengan mengadakan provokasi-provokasi bersenjata. Bahkan di Jakarta, para anggota KNIL mencoba membunuh Perdana Menteri Sutan Syahrir dan Menteri Penerangan Amir Syarifuddin.

Dalam aksinya para anggota KNIL menggunakan seragam Sekutu, hal inilah yang menjadi salah satu faktor Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta pindah ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946 yang sampai akhir tahun 1949 dijadikan sebagai ibukota RI.

Kemudian muncul penilaian dari pihak Indonesia bahwa Sekutu melindungi Belanda, sehingga muncul beberapa pemborantakan diantaranya :


1. Pertempuran Surabaya

Pada 25 Oktober 1945, bagian dari Divisi India ke-23 yang mendapat tugas dari panglima AFNEI untuk melucuti serdadu Jepang dan menyelamatkan interniran Sekutu yang dipimpin oleh Brigadier A.W.S. Mallaby telah mendarat di Surabaya. Kedatangan Divisi ini diterima secara berat hati oleh Pemerintah Jawa Timur yang pada waktu itu dipimpin oleh Gubernur R.M.T.A. Surjo.

Akhirnya Sekutu dapat meyakinkan Pemerintah RI dalam berbagai kesepakatan, salah satunya Inggris mengatakan bahwa mereka berjanji tidak akan menggangu urusan politik bangsa Indonesia dan mereka juga mennyatakan bahwa diantara mereka tidak terdapat tentara Belanda.

Pada akhirnya Indonesia dikhianati untuk kesekian kalinya, salah satu bentuk nyata dari penghianat Inggris adalah pada tanggal 26 Oktober 1945 satu pleton dari Field Security Section melakukan penyergapan di Kalisosok untuk membebaskan Kolonel Huiyer (seorang Kolonel Angkatan Laut Belanda) dan kawan-kawannya.

Tindakan Inggris tidak berhenti sampai disitu, buktinya pada 27 Oktober 1945 mereka menyebarkan pamflet yang berisi perintah agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur untuk menyerahkan senjata yang didapat dari Jepang.

Pemerintahpun melakukan pertemuan dengan Mallaby untuk meminta konfirmasi mengenai hal tersebut. Namun Mallaby mengatakan bahwa ia tidak tau menahu tentang hal tersebut, tetapi menurut Mallaby jika itu merupakan perintah Inggris maka ia akan tetap menjalankan sesuai dengan apa yang diperintahkan.

Tanggal 27 Oktober 1945 merupakan kontak senjata pertama antara pemuda dan Inggris, peristiwa tersebut mulai bertambah kritis hingga Inggris merasa tidak nyaman akan posisinya. Untuk itu Inggirs meminta kepada Presiden Soekarno agar pihak Indonesia menghentikan serangan tersebut.

Akhirnya pada 30 Oktober 1945 Presiden, Wakil Presiden, berserta Menterinya melakukan perundingan dengan hasil menghentikan kontak senjata. Dalam perundingan inilah akhirnya eksistensi RI diakui oleh Inggris.

Sementara itu di tempat-tempat lain masih terjadi kontak senjata tempat terakhir adalah gedung bank Internatio yang berjarak 100 meter dari jembatan merah. Ditempat ini pulalah akhirnya Brigadier Mallaby menghembuskan nafas terkhirnya, didalam buku Sejarah Nasional Indonesia jilid VI mengatakan bahwa Mallaby tewas karena ditusuk dengan bayonet dan bambu runcing oleh pemuda.

Tetapi menurut kesimpulan dari bung Tomo dalam sebuah buku yang berjudul pertempuan Surabaya bahwa pada saat itu Mallaby tanpa sengaja terbunuh oleh pasukannya sendiri, sebagaimana dituturkan oleh Kapten RC. Smith di depan Mahkamah Militer Inggris.

Sesudah itu Inggris mulai mendatangkan pasukannya ke Indonesia, selain itu tanggal 9 November 1945 Inggris mengirimkan ultimatum yang intinya menghina dan merendahkan harga diri bangsa Indonesia.

Untuk menentukan sikap para pemimpin di surabaya mengadakan pertemuan, selain itu mereka juga berusaha menghubungi Soekarno untuk meminta pertimbangan atas ultimatum tersebut tetapi mereka hanya dapat menghubungi Menteri Luar Negeri Mr. Ahmad Subardjo yang menyerahkan "kata putus" pada rakyat Surabaya. Secara resmi melalui siaran radio menyatakan menolak ultimatum Inggris.

Sementara itu pemuda sudah siap siaga membuat pertahanan didalam kota. Meskipun mereka dipersilahkan untuk meniggalkan kota, tetapi para pemuda memilih tetap bertahan untuk mempertahankan kota Surabaya.

Kota Surabaya pun dibagi menjadi tiga sektor pertahanan diantaranya sektor barat, sektor tengah, dan sektor timur. Sementara itu, saat Bung Tomo melakukan siaran hal itulah yang membakar semangat juang para rakyat.

Keadaan semakin ekplosif, saat Inggris berhasil menguasai garis pertahanan pertama pihak Indonesia. Apalagi setelah disertai dengan pengeboman, meskipun Inggris secara terus menerus melancarkan aksinya tetapi para pemuda tetap gigih mempertahankan kota Surabaya hingga pada 28 November 1945 yang merupakan perlawanan terakhir yaitu di Gunungsari.


2. Pertempuran Ambarawa

Perlawanan yang berlangsung 20 November sampai 15 Desmber 1945 diawali dari insiden di Magelang saat Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 mendarat disemarang yang dipimpin oleh Brigadier Bethell. Divisi ini mempunyai tujuan yang sama seperti halnya di Surabaya, hingga insiden itupun pecah pada tanggal 26 Oktober 1945 di Magelang.

Insiden ini berhenti setelah Presiden dan Sekutu mengadakan perundingan untuk melakukan genjatan senjata pada tanggal 2 November 1945. 20 November 1945 di Ambarawa terjadi kontak serangan antara TKR dan Inggris, karena banykanya serangan yang dilakukan Ingggris maka 21 November 1945 pasuka TKR melakukan serangan fajar dengan tujuan memukul mundur pasukan Inggris yang menduduki desa Pingit.

Akhirnya Inggris telah terkapung oleh pasukan Indonesia, meskipun demikian Inggris tetap menyusun cara bagaimana untuk bisa mematahkan kedudukan TKR.

Perlawanan antara TKR dan pasukan Inggris terus berlangsung hingga tanggal12 Desember 1945 dini hari, pasukan TKR bergerak menuju sasaran. Dalam waktu singkat mereka berhasil mengepung kedudukan musuh yang diperkirakan berpusat di benteng Willem, yang terletak di tengah kota Ambarawa. Pasukan Inggrispun merasa terjepit, maka mereka berusaha keras untuk memutuskan pertempuran yang terjadi.

Akhirnya 15 Desember 1945 Inggris meninggalkan kota Ambarawa dan mundur ke Semarang. Perlawanan ini memiliki arti penting, dan hal itupun juga diakui oleh pihak Inggris bahwa pasukan Indonesia sulit untuk ditaklakukkan meski Inggris mengerahkan seluruh kakuatannya.


3. Pertempuran Medan Area

Sekutu dibawah pimpinan T.E.D. Kelly mendarat di Sumatra Utara 9 Oktober 1945. Yang mengejutkan adalah ikut sertanya NICA dalam rombongan sekutu yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan.

Pemerintah RI Sumatra Utara mengizinka mereka untuk menempati beberapa hotel di kota medan, hal itu karena semata-mata untuk menghormati tugas mereka.

Sehari setelah mendarat tim dari RAPWI mendatangi kamp-kamp tawanan di beberapa daerah untuk membantu membebaskan para tawanan dan dikirim ke Medam atas persetujuan Gubernur M. Hassan.

Ternyata hal yang mengherankan adalah kelompok mereka langsung dibentuk menjadi medan Batalyon KNIL. Sikap ini menimbulkan berbagai insiden yang dilakukan secara Spontan oleh pemuda, tepatnya 13 Oktober 1945 merupakan awal insiden, hal ini dipicu oleh seorang penghuni hotel yang menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai oleh seseorang yang ditemuinya.

Dari insiden itulah kemudian menjalar dibeberapa kota lainnya, sebagaimana dikota-kota lain di Indonesia. Inggris memulai aksinya untuk melemahkan kekuatan RI yaitu dengan berbagai ultimatum yang dikirim untuk Indonesia, hal itu pulalah yang membuat NICA merasa besar kepala karena mendapat dukungan dari pihak Inggris.

Demikian pula aksi teror yang dilakukan oleh Amerika Serikat sehingga semakin timbul rasa permusuhan dikalangan pemuda, karena mereka tidak pernah merasa aman da keselamatan Inggris juga tidak di jamin oleh pemerintah RI. Selain itu meningkatnya korban dari pihak Inggris membuat mereka memperkuat kedudukanya dan secara sepihak membentuk batas kekuasaanya.

Tanggal 1 Desember 1945 beberapa papan dipasang dengan bertuliskan Fixed Boundaris Medan Area diberbagai kota oleh pihak serikat membuat kota medan terkenal dengan Medan Area.

Tindakan ini adalah tantangan bagi para pemuda, piha Inggris dan NICA melakukan aksi pembersihan terhadap unsur Republik. Aksi tersebut mendapat balasan dari para pemuda, sehingga banyak daerah yang menjadi tidak aman.

Inggris pun juga mulai mengancam pihak pemuda sehingga perlawanan juga terus memuncak, akhirnya dengan bernagai cara Inggris berhasil menguasai kota Medan, sehingga mustahil dapa melakukan serangan terhadap Inggris jika tidak ada satu komando.

Tanggal 10 Agustus 1946, ditebing tinggi diadakan suatu pertemuan antara komanda pasukan yang berjuang di Medan Area, hasil dari pertemuan ini adalah dibentuknya Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area, yng dibagi menjadi empat sektor dan setiap sektor masih dibagi lagi menjadi sub sektor dengan bekal inilah mereka meneruskan perjuangan di Medan Area.


4. Pertempuran Padang dan Sekitarnya

Di Pelabuhan Teluk Bayur pasukan Inggris mendarat dibawah pimpinan Brigadier Hutchinson, dua hari kemudian 13 Oktober 1945 ia mengadakan pertemuan dengan Pemerintah RI Sumatra Barat. Tujuannya sama seperti Sekutu yang datang didaerah lain, mereka juga ingin meminjam kantor residen yang akan digunakan sebagai kantornya.

Indonesia yang masih mencari pengakuan dari negara lain menafsirkan bahwa permintaan tersebut adalah pengakuan de facto dari Inggris untuk Indonesia. Lagi-lagi Inggris tidak dapat memegang perjanjian tersebut, buktinya banyak rumah rakyat yang di obrak-abrik hanya untuk mencari senjata.

Pasukan Belandapun mendapat perlindungan dari Inggris hingga Belanda berani melakukan langkah-langkah, salah satunya adalah memukuli seorang kepala sekolah, hal ini adalah pemicu serangan yang dilakukan tanggal 17 November 1945.

Insiden bertambah luas yang terjadi pada 5 Desember 1945, apalagi hal tersebut dengan terbunuhnya beberapa anggota Inggris, sehingga Inggris melakukan serentetan balasan pada TKR yang juga menyebabkan beberapa anggotanya tewas.

Pertempuran yang besar terjadi pada tanggal 21 Februari 1946, akhirnya mereka dapat menghancurkan pos pertehanan Inggris dan membongkar gudang senjata.

Tapi setelah itu, Inggris membalasnya pada tanggal 14 Juni 1946 dengan menyerang Batu Busuak, TRI pun juga melancarkan serangan terhadap kedudukan Inggris 7-9 Juli 1946 dan akhirnya Inggrispun meninggalkan Simpang Haru yang merupakan tempat penyerangan selama tiga hari tersebut.

Serangan masih tetap berlanjut dan mereka masih tetap bertahan meskipun tujuan utama mereka telah terlaksan, hal itu karena Inggris menunggu kesiapan Belanda untuk mengambil alih kedudukan mereka.

Pada tanggal 28 November 1946 merupakan proses serah terima pasukan Inggris dengan Belanda dan esok harinya Inggrispun meningglakan Padang.


5. Pertempuran Bandung Lautan Api

Tanggal 12 Oktober 1945 dibawah pimpinan Brigade Mac Donald pasukan Inggris tiba di Bandung. Sejak awal hubungan antara mereka dengan Pemerintah RI sudah bersitegang, orang-orang Belanda pun yang baru di bebaskan sudah memperlihatkan sikap yang tidak baik. Akibatnya, bentrokan bersenjatapun tidak dapat dipungkiri lagi.

Tanggal 24 November 1945 TKR dan badan perjuangan lainnya melancarkan serangan terhadap kedudukan Inggris, tiga hari kemudian Mac Donald menyampaikan ultimatum agar para penduduk mengosongkan Bandung Utara.

Jawaban dari ultimatum tersebut adalah berdirinya pos-pos gerilya diberbagai tempat, sehingga selama bulan Desemberpun terjadi beberapa kali perlawanan. Inggris pun masih tetap berusaha merebut apa yang dimiliki bangsa Indonesia,  serangan fisik juga terjadi ketika Inggris ingin membebaskan interniran Belanda dari kamp-kamp interniran.




Selama berlangsungnya pertempuran, banyak serdadu India yang menjadi bagian Inggris, melakukan desersi dan bergabung dengan pasukan Indonesia. Pihak Inggris akhirnya meminta kepada panglima devisi tiga agar pasuka India tersebut diserahkan kepada mereka.

Kegagalan bangsa Indonesia dalam melakukan serangan maupun penyelesaian menyebabkan Inggris bermain ditingkat atas.

Pada 23 Maret 1946 mereka memberikan ultimatum kepada Perdana Menteri Sutan Sjahrir agar bangsa Indonesia meningglkan Bandung, tetapi hal itu ditolak secara tegas karena hal tersebut dirasa tidak mungkin.

Pada 23 Maret 1946 dengan alasan untuk menyelamatkan TRI dari kehancuran, Sjahrir mendesak Nasution agar ultimatum tersebut dipenui, karena dirasa TRI belum mampu menghadapi pasukan Inggris.

Akhirnya sekali lagi Nasution menghubungi Inggris agar batas waktu tersebut diperpanjang tetapi hasilnya Inggris tetap menolak dan sebaliknya Nasution pun juga menolak tawaran Inggris untuk meminjamkan truk untuk mengangkut pasukan Indonesia.

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close