Mengenal Istilah Pretorian dalam Dunia Politik


Pretorian
adalah istilah yang biasa dikenal dalam konteks pemerintahan, ketika suatu militer ikut terjun kedalam dunia politik negaranya sendiri. Sebagaimana kita ketahui, bahwa militer sama halnya dengan polisi 
merupakan bagian dari lembaga negara yang seharusnya bersikap netral dan tidak memihak.

Lalu apa sebenarnya yang membuat militer melakukan tindakan seperti itu?

Tentu banyak faktor yang dapat menyebabkan militer memutuskan untuk terjun kedalam dunia politik praktis, yang jelas hal itu dapat terjadi karena adanya ketidakpercayaan militer terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa pada saat itu.

Misalnya saja, seperti karena adanya kebijakan pemerintah yang dianggap kurang menguntungkan suatu pihk atau bisa juga karena akibat dari adanya pemerintahan yang korup dan tidak transparan.

Istilah pretorian sendiri sebenarnya berawal pada masa Romawi, dimana ketika itu pretorian merupakan nama dari sebuah pasukan elit yang bertugas untuk menjaga kaisar dan keluarganya. Nama Pretorian itu sendiri berasal dari bahasa latin yang berarti penjaga.

Pada masa kekuasaan Kaisar Nero di Romawi, pasukan pretorian ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan kaisar Nero yang dianggap sombong dan sangat kejam. Akibatnya pretorian yang memang merupakan pasukan penjaga kaisar justru berbalik haluan dan memutuskan untuk membunuh Kaisar Nero.

Dari peristiwa tersebutlah kemudian nama pretorian muncul dan diabadikan sebagai istilah yang menyatakan ketika militer masuk ke dalam dunia politik.

Apakah hal tersebut dapat dibilang sebagai tindakan kudeta? Nah untuk lebih memahaminya, maka kita dapat melihat penjelasan berikut tentang jenis dari pretorian.


Inilah Beberapa Jenis Pretorian dalam Politik Pemerintahan

Terdapat setidaknya ada 3 jenis pretorian yang biasa dilakukan oleh militer untuk masuk kedalam politik pemerintahan suatu negara.


1. Pretorian Tipe Moderator atau Penengah

Di dalam jenis pretorian ini militer hanya bertujuan untuk menghilangkan rintangan dan berusaha secepat mungkin untuk memperbaiki sistem politik sipil.

Penyebab tipe moderator ini campur tangan ke politik adalah apabila sistem politik dianggap tidak berjalan dengan semestinya. Mereka akan segera kembali ke barak (kembali ke militer) setelah tujuan terbatas ini sudah terpenuhi.

Campur tangan dan mundurnya ke barak dalam jangka waktu pendek ini umumnya terjadi setelah tercapainya konsensus antara kalangan mayoritas perwira dengan kelompok-kelompok sipil yang besar dalam suasana yang agak terbuka dan juga setelah koalisi sipil-militer yang menang sudah terbentuk.

Kelompok perwira dan sipil minoritas yang menentang campur tangan tersebut tidak disingkirkan atau tidak ditekan sehingga campur tangan ataupun mundur kembali ke barak tidak selalu melibatkan kekerasan.

Tipe tentara ini percaya pada kemampuan penguasa sipil, dan mengerti akan adanya keterbatasan kekuasaan yang dimiliki perwira-perwira militer.


Ada juga yang disebut dengan setengah moderator, dimana tingkah laku tentara setengah moderator tidak seperti tipe moderator yang lebih berwatak negatif.

Jika campur tangan tipe moderator hanya untuk menanggapi keadaan darurat nasional dan terdapat konsensus antar sektor militer dan sipil maka campur tangan tipe setengah moderator ini hanya untuk mencegah berkuasanya sebuah partai politik yang mereka pandang sebagai musuh.

Tipe tentara ini akan kembali ke barak jika keinginannya telah dipenuhi yakni jika musuhnya tersebut telah ditangani dengan baik dan dipandang tidak merugikan pihak militer.


2. Pretorian Tipe Penjaga

Tipe ini akan campur tangan (di dunia politik) hanya dilakukan jika mereka menemukan bahwa pemerintah sipil telah secara keji mengkhianati prinsip-prinsip negara yang sakral.

Setelahnya mereka masuk ke panggung politik tentara tipe ini biasanya melakukan beberapa tindakan korektif yang menurut mereka akan dapat mencegah penyimpangan dari pemerintahan sipil di masa depan.

Setelah hal itu terkoreksi mereka baru akan kembali ke barak. Reformasi oleh tentara tipe ini tujuannya hanya perubahan pada tingkat super struktur khususnya ditingkat politik dan konstitusional.

Secara tidak sengaja mereka berorientasi pada status quo dan menciptakan landasan tumbuhnya syndrom kolektif baru, yaitu mengkudeta lalu mundur ke barak.


3. Pretorian Tipe Penguasa (Rezim Militer)

Tipe tentara ini masuk ke dalam panggung politik yaitu bertujuan untuk memerintah dan tidak berfikir akan kembali ke barak. Mereka mengeluarkan konsep tentang profesionalisme baru dan doktrin keamanan nasional.

Konsep dan doktrin ini mencakup peranan tentara dalam bidang politik dan ekonomi yang berkaitan dengan keamanan. Dengan demikian membuat tentara tipe ini menjadi agen rekayasa sosial dan politik.

Namun terkadang tentara jenis ini pun didalam kondisi tertentu akan memutuskan untuk kembali ke barak.

Mengapa demikian? Hal itu bisa disebabkan karena mereka mengalami keletihan didalam mewujudkan tujuannya dan ironisnya karena adanya erosi semangat yang mulai pudar.

Mereka menemukan bahwa pendirian pemerintahan yang efektif hanya mudah diharapkan tetapi sulit untuk direalisasikan.


Simpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pretorian juga dapat digolongkan sebagai bagian dari sebuah kudeta. Hal ini karena didalamnya terkadang terdapat tujuan-tujuan yang bermaksud untuk menggulingkan sebuah pemerintahan yang sah dan berdaulat. Hal itu tentu hampir sama dengan tujuan dari diadakannya kudeta.

Selain itu, pretorian terjadi dari adanya sikap atau tindakan para perwira militer yang berusaha untuk memanfaatkan situasi atau kondisi pemerintahan yang tidak stabil dengan cara ikut campur dalam pengambilalihan politik suatu negara.

Penyebabnya sendiri dapat beragam tergantung dari kondisi politik suatu negara tersebut, yang jelas mereka melakukan hal itu akibat dari adanya ketidakpercayaan para perwira militer terhadap pemerintahan suatu negaranya.




Ini tentu harus menjadi catatan penting bagaimana sebuah pemerintahan diharuskan untuk mampu berkoordinasi dengan baik terhadap lembaga-lembaga yang ada di wilayah yurisdiksinya.

Sebab tidak sedikit pretorianisme ini terjadi di berbagai belahan dunia, yang mana jika hal tersebut benar-benar terjadi lagi tentu akan mengganggu stabilitas dan kodusifitas suatu negara meski terlepas dari baik atau buruknya suatu tindakan pretorian tersebut.

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close