Isi Cerita Babad Tanah Jawi dan Ramalan Raja Sultan Agung

Babad Tanah Jawi merupakan sebuah babad yang ditulis sekitar abad ke-17 M. Di dalam babad tersebut banyak bercerita mengenai kisah-kisah raja-raja terdahulu pada zaman Mataram.

Babad ini juga menceritakan tentang kerajaan Kerajaan Mataram yang mempunyai hubungan atau asal-usulnya berasal dari nabi Adam dan nabi-nabi lainnya yang dianggap sebagai nenek moyang raja-raja Hindu ditanah Jawa hingga Mataram islam.

Selain itu dalam babad tanah Jawi ini pun dimasukan silsilah raja-raja Pajajaran sebagai dari asal-usul kerajaan  Mataram, yang kemudian dihubungkan dengan kerajaan Majapahit, Demak dan terus berurutan hingga kerajaan pajang dan Mataram yang ada sekitar pertengahan abad ke-18.

Peta Asia Tenggara, sumber: wikipedia

Salah satu kisah yang ada dalam cerita babad tanah jawi adalah tentang Kerajaan Mataram yang berada dalam kekuasaan Sultan Agung.

Diceritakan Sultan Agung adalah seorang raja yang bijaksana dan besar yang dapat menguasai banyak waliayah kerajaan-kerajaan kecil (vasal-vasal). Namun dari segala kelebihan dan kehebatannya itu, ternyata Sultan Agung hanyalah seorang yang berasal dari keluarga petani (nenek moyangnya).

Dia sebenarnya adalah rakyat biasa yang kemudian menjadi seorang raja. Diceritakan pada suatu ketika, Sultan Agung sedang beristirahat dibawah sebuah pohon kelapa.

Oleh karena dia kelelahan akhirnya dia tertidur dibawah pohon kelapa tersebut. Ketika ia tertidur, tiba-tiba dari atas ada sesuatu yang menimpa dia. Kemudian Sultan Agung langsung terbangun, dan ternyata hal itu sebenarnya merupakan wangsit atau pulung yang diberikan kepada Sultan Agung.

Singkat cerita, setelah mendapatkan wansit dari peristiwa itu kemudian Sultan Agung menjadi Raja Mataram yang gagah perkasa dan berhasil menguasai  banyak daerah jajahannya.

Baca Juga : Cerita Karya Sastra Serat Menak (Yogyakarta)

Setelah kejadian itu, kemudian Sultan Agung membuat sebuah ramalan tentang dirinya yang menyatakan bahwa dia merupakan titisan dewa dan akan mendapat wangsit dari dewa.

Ramalan tersebut dibuat setelah peristiwa yang dianggapnya sebagai sebuah wangsit itu terjadi.

Ramalan seperti itu adalah ramalan yang disebut dengan nama ramalan post eventum, yaitu ramalan yang dibuat setelah sebuah peristiwa itu terjadi. Ramalan seperti itu juga berfungsi sebagai alat untuk melegitimasikan kekuasaan.

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. No Spam !

Previous Post Next Post

Contact Form

close