Hanya saja diluar sana, masih banyak orang yang langsung berpikir tentang desain dan material apa yang diperlukan, tanpa terlebih dahulu memperhitungkan aspek paling penting, yaitu Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Padahal tanpa adanya RAB yang jelas, hal ini bisa diibaratkan seperti halnya berjalan tanpa menggunakan peta. Bisa jadi di tengah jalan saat pembangunan rumah sedang berlangsung, biaya justru membengkak hingga dua kali lipat, atau bisa juga malah proyeknya berhenti karena dana yang sudah habis.
Oleh karena itu, sebelum kita benar-benar memutuskan untuk membangun rumah, maka sangat disarankan untuk kita menyusun laporan RAB terlebih dahulu, agar pembangunan rumah bisa berjalan lancar, terukur, dan sesuai harapan.
Apa Itu Rencana Anggaran Biaya (RAB)?
Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada dasarnya adalah dokumen perencanaan keuangan yang isinya memuat estimasi seluruh biaya yang dibutuhkan dalam proyek pembangunan, dalam hal ini membangun rumah.
RAB ini tentu bisa dibuat secara mandiri jika kita memang punya pemahaman dasar sebelumnya. Jika tidak, maka kita juga bisa minta bantuan dari jasa profesional seperti arsitek maupun kontraktor.
Adapun fungsi utamanya yaitu untuk mengontrol biaya, memilih material yang sesuai budget, dan menghindari pengeluaran tak terduga selama proses pembangunan berlangsung.
Apa Saja yang Perlu Disiapkan dalam RAB Rumah?
Menyusun RAB tentu bukan hanya soal menjumlahkan harga material saja. Melainkan ada banyak hal penting yang harus kita perhitungkan agar hasil akhirnya bisa akurat dan realistis sesuai perencanaan.
Berikut ada beberapa poin yang harus kita siapkan dalam menyusun perencanaan anggaran biaya membangun rumah.
1. Biaya Pembelian atau Kepemilikan Tanah
Jika sebelumnya kita memang belum mempunyai lahan sama sekali, maka ini merupakan komponen pertama yang wajib dimasukkan dalam RAB. Harga tanah tentu sangat bervariasi tergantung dari lokasi, akses jalan, dan legalitasnya.
Jadi pastikan kita menghitung perkiraan dengan benar, dan jangan lupa hitung juga biaya balik nama sertifikat, pajak, dan biaya notaris yang biasanya luput dari perhitungan.
2. Biaya Jasa Desain dan Gambar Teknik
Banyak orang yang berpikir bahwa menggambar denah rumah itu gampang, tinggal corat-coret di kertas lalu selesai.
Padahal desain rumah yang fungsional dan sesuai struktur itu butuh bantuan arsitek atau drafter yang berpengalaman. Bukan tidak mungkin, jika denah rumah dibuat asal-asalan, hal ini justru bisa membuat konstruksi rumah menjadi tidak layak huni.
Nah oleh karenanya, sangat disarankan untuk kita memakai jasa arsitek maupun kontraktor yang sudah terpercaya. Biaya untuk menyewa jasa tersebut biasanya akan dihitung per meter persegi atau berdasarkan kompleksitas desain.
Desain teknis ini penting dibuat, karena hal tersebut nantinya akan jadi acuan kontraktor dalam menyusun RAB teknis lanjutan.
3. Biaya Material Bangunan
Ini adalah komponen terbesar dalam RAB. Jenis dan kualitas material akan sangat menentukan total biaya. Misalnya:
- Pondasi (batu kali, semen, pasir)
- Struktur (besi beton, semen)
- Dinding (bata merah, batako, atau bata ringan)
- Atap (genteng, baja ringan, plafon)
- Finishing (cat, keramik, pintu, jendela)
Pastikan saja agar daftar material yang akan dipakai sudah disusun lengkap dan disesuaikan dengan luasan bangunan agar tidak ada pemborosan nantinya.
4. Biaya Tenaga Kerja (Upah Tukang)
Biaya tukang biasanya dihitung secara harian atau bisa juga borongan, tergantung dari kesepakatan kerja yang telah ditentukan sebelumnya.
Jika memilih sistem borongan, maka pastikan jika kesepakatan sudah mencakup semua item kerja agar tidak ada biaya tambahan di tengah jalan.
Buat juga jadwal kerja agar durasi proyek terkontrol dan tidak molor, karena keterlambatan bisa menambah biaya.
5. Biaya Instalasi Listrik dan Air
Instalasi listrik dan air seringkali dianggap hal yang disepelekan saat membangun rumah, dan biasanya akan diabaikan. Padahal jika tidak direncanakan dengan baik, hal ini justru bisa mengacaukan budget.
Adapun biaya instalasi yang perlu diperhitungkan yaitu meliputi:
- Pipa dan pompa air
- KWH listrik
- Stop kontak, lampu, saklar
- Tangki air, toren, filter
Pastikan agar komponen ini sudah dimasukkan ke RAB sejak awal.
6. Biaya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) / PBG
Untuk pembangunan hunian yang bersifat legal, maka sudah pasti kita wajib mengurus izin seperti IMB (atau sekarang dikenal sebagai PBG - Persetujuan Bangunan Gedung).
Biaya semacam ini tentu akan tergantung pada luas dan lokasi rumah. Prosesnya pun harus diperhatikan karena biasanya dapat memakan waktu dan dana tambahan.
7. Biaya Pengawasan dan Manajemen Proyek
Kalau kita benar-benar sibuk dan tidak bisa mengawasi langsung proyek secara langsung, maka kita butuh manajer proyek atau pengawas lapangan (mandor).
Biaya ini akan menjamin kualitas bangunan tetap terjaga dan pembangunan berjalan sesuai rencana, tidak molor atau bahkan pembengkakan biaya.
8. Biaya Tak Terduga (Contingency)
Dalam setiap proyek yang dikerjakan, biasanya pasti akan ada biaya pengeluaran tak terduga. Entah itu harga material naik, cuaca buruk, atau perubahan desain mendadak.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal-hal tersebut kita bisa sisihkan sekitar 5–10% dari total biaya RAB keseluruhan untuk dana cadangan tak terduga semacam ini.
Kesimpulan: RAB yang Baik Adalah RAB yang Realistis
Membangun rumah tentu bukan soal seberapa besar anggaran yang dimiliki, tapi seberapa bijak kita mengelola anggaran tersebut.
Dengan menyusun RAB yang detail, seharusnya kita bisa lebih mudah untuk mengetahui apa saja yang perlu disiapkan dan bagaimana mengatur prioritas pengeluaran.
Jadi jangan ragu untuk berdiskusi dengan profesional jika kita memang belum yakin dalam menyusun RAB sendiri. Lebih baik investasi sedikit di awal daripada menyesal saat pembangunan sudah berjalan.
Semoga artikel ini bisa membantu kamu yang sedang merancang rumah impian agar pembangunan bisa terwujud dengan lancar dan sesuai harapan.
No comments